Otomotifnet.com - Sedang ramai kabar pembatasan pembelian Pertalite untuk kendaraan bermotor.
Pemerintah berniat merevisi Perpres Nomor 191 Tahun 2014.
Nantinya pembelian Pertalite hanya untuk motor dengan kapasitas mesin 150 cc ke bawah.
Padahal di jalanan masih ada beberapa motor dengan mesin 150 cc ke atas yang masih berkompresi rendah.
Ada efek sampingnya mesin motor kompresi rendah diisi bensin oktan yang lebih tinggi, seperti dari Pertalite ke Pertamax.
"Sebenarnya mesin dengan rasio kompresi mesin rendah enggak mampu membakar sempurna bensin oktan tinggi," buka Dicky Nurjaman yang waktu sebagai Teknisi R-Pit bengkel resmi Yamaha, Harapan Motor dikutip dari GridOto.
Hal itu membuat bensin yang masuk ke ruang bakar jadi enggak terbakar semua.
"Efeknya masih ada sisa-sisa bensin yang tertinggal di ruang bakar," jelas Dicky saat ditemui beberapa waktu yang lalu (11/22).
Bensin yang enggak terbakar dan tertinggal di ruang bakar juga punya efek negatif.
Selain bikin tarikan motor jadi berat, suhu mesin jadi terlalu panas, mesin motor kompresi mesin rendah diisi bensin oktan tinggi punya efek samping yang disebut dengan fuel dilution.
"Sisa-sisa bensin yang enggak terbakar juga bisa mencemari ke bagian atau komponen mesin lainnya," kata Dicky yang enggak pelit ilmu soal perawatan motor ini.
Akan berbahaya kalau bahan bakar yang tidak terbakar itu masuk ke bak oli mesin melalui celah piston dan boring atau liner sendiri.
"Bensin yang tidak terbakar itu kalau bercampur dengan oli mesin bisa terjadi fuel dilution," ungkap Dicky.
"Hal itu membuat oli mesin jadi lebih encer dan cepat rusak, alhasil oli tidak berfungsi secara maksimal sebagai pelumas yang menahan gesekan antar komponen," tutupnya saat ditemui di Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Aturan Ini Direvisi, Beli Pertalite di SPBU Pertamina Bakal Dibatasi
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR