Otomotifnet.com – SUV listrik terbaru dari PT NETA Auto Indonesia (NAI), yakni NETA X, baik varian Elite maupun Supreme ini sama-sama dipersenjatai satu buah motor listrik berdaya 120 kW (160,9 dk atau dibulatkan jadi 161 dk) dan torsi 210 Nm, yang menggerakkan roda depan (FWD).
Suplai listriknya pakai baterai LFP (Lithium Ferrous Phosphate) yang sudah diproduksi secara lokal oleh PT Gotion Green Energy Solution Indonesia.
Kapasitas baterainya sebesar 63,56 kWh, yang saat terisi penuh mampu menempuh jarak hingga 480 km (metode NEDC).
Nah, dengan tenaga dan torsi tadi, NAI mengklaim Neta X dapat menuntaskan akslerasi dari 0 – 100 km/jam hanya dalam waktu 9,5 detik, dengan kecepatan maksimum mencapai 150 km/jam.
Tapi uniknya saat kami coba ukur akselerasinya menggunakan Racelogic, ternyata untuk menuntaskan 0 – 100 km/jam kami justru dapat catatan waktu yang lebih cepat 0,3 detik, yaitu hanya 9,2 detik saja.
Baca Juga: Ini Alasan Mobil Listrik Neta X Layak Dilirik, Ngecas Baterainya Juga Secepat Ini
Namun perolehan tersebut menggunakan mode berkendara Sport, dalam dalam kondisi AC serta fitur kontrol stabilitasnya non aktif.
Mungkin saat diuji oleh NETA, semuanya dalam kondisi On, sehingga pastinya berpengaruh pada akselerasi lantaran ada daya listrik yang terpakai.
Oiya, hasil tes akselerasi NETA X ini memang tidak sebaiknya rival-rivalnya seperti Chery Omoda E5 yang mampu meraih 6,8 detik, atau BYD Atto 3 dan Hyundai All New Kona Electric yang meraih 7 detikan.
Tapi menurut Otomotifnet.com, kemampuan akselerasi NETA X ini termasuk cukup impresif dan nyaman buat penggunaan harian.
Entakan tenaga dan torsinya tidak terlalu 'meledak-ledak' saat digeber pol, tapi masih lebih kuat dibanding mobil ICE (Internal Combustion Engine).
Sehingga lebih mudah dikendalikan dan aman untuk orang yang baru menggunakan mobil listrik. Bagaimana menurut Anda?
DATA TES
Akselerasi
0 – 60 km/jam : 4,8 detik
0 – 100 km/jam : 9,2 detik
40 – 80 km/jam : 3,7 detik
0 - 201 meter : 11,2 detik
0 – 402 meter : 17,0 detik
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR