Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jelang Nataru, Ini 7 Tips Hindari Kecelakaan Motor Akibat Rem Blong

Konten Grid - Rabu, 17 Desember 2025 | 10:00 WIB
tips hindari kecelakaan motor akibat rem blong jelang nataru 2025
(ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
tips hindari kecelakaan motor akibat rem blong jelang nataru 2025

Menghadapi situasi rem blong (total brake failure) adalah momen kritis yang menuntut pengemudi atau pengendara untuk tetap tenang dan segera beralih ke protokol darurat.

Reaksi panik harus dihindari, digantikan dengan tindakan logis, yaitu memanfaatkan pengereman mesin (engine braking).

Metode penyelamatan yang efektif ini melibatkan penurunan rasio gigi transmisi secara progresif dan bertahap.

Dengan memindahkan tuas penginjak gigi (pada motor) satu per satu dari gigi tinggi ke gigi rendah, kamu secara efektif memanfaatkan resistensi dan friksi alami internal mesin untuk melawan momentum kendaraan.

Penurunan gigi yang bertahap akan memaksa putaran mesin (RPM) meningkat dan secara signifikan mengurangi kecepatan laju kendaraan tanpa memberikan beban termal pada sistem rem yang sudah gagal.

Kunci dari teknik ini adalah sifatnya yang progresif—menghindari lompatan gigi yang ekstrem—agar tidak menyebabkan putaran mesin berlebihan (over-revving) yang merusak mesin atau memicu selip mendadak pada roda penggerak, yang justru dapat menyebabkan hilangnya kendali.

5. Hindari Mematikan Mesin Secara Tiba-tiba

mesin motor
Rangga/otomotifnet.com
mesin motor

Dalam keadaan panik menghadapi kegagalan rem, muncul godaan untuk mematikan mesin kendaraan.

Tindakan ini justru sangat berbahaya dan harus dihindari, karena mematikan mesin akan menghilangkan bantuan power steering dan bantuan pengereman (power brake booster), membuat kontrol kemudi dan sisa kemampuan pengereman menjadi sangat berat dan sulit dimanipulasi.

Prioritas utama adalah mempertahankan kontrol mekanis.

Oleh karena itu, biarkan mesin tetap menyala untuk menjaga fungsi power steering dan booster tetap aktif, sambil mengalihkan seluruh fokus pada upaya penurunan kecepatan bertahap (melalui pengereman mesin).

Setelah kecepatan berhasil dikurangi, segera manuver kendaraan ke posisi paling aman, idealnya menepi ke sisi kiri jalan—jauh dari jalur cepat.

Jika kamu terpaksa berada di jalur kanan, pertahankan kewaspadaan tinggi dan hindari perpindahan jalur atau bermanuver secara mendadak.

Pergerakan yang tiba-tiba pada kecepatan tinggi dapat memicu tabrakan berantai, sehingga pergerakan harus dilakukan secara halus dan terukur untuk memberi waktu bagi pengendara lain bereaksi.

6. Utamakan Rem Belakang

Master rem belakang Suzuki Burgman Street 125EX diambil dari Honda PCX dan Vario 160 (ABS)
Rangga/Otomotif
Master rem belakang Suzuki Burgman Street 125EX diambil dari Honda PCX dan Vario 160 (ABS)

Dalam skenario kritis di mana fungsi rem depan tiba-tiba terganggu atau gagal total, pengendara motor harus segera beralih pada rem belakang sebagai alat mitigasi utama untuk mengurangi kecepatan.

Sangat penting untuk mengaktivasi tuas atau pedal rem belakang secara progresif dan bertahap, bukan secara mendadak.

Pengereman belakang yang keras dan tiba-tiba, terutama saat kecepatan tinggi dapat dengan mudah menyebabkan penguncian roda belakang (rear wheel lock-up), yang hampir pasti berujung pada selip dan kehilangan kendali (tergelincir).

Idealnya, setelah kontrol awal didapatkan, lakukan pengereman kombinasi secara hati-hati.

Meskipun rem depan utama bermasalah, upaya untuk memberikan tekanan minimal dan termodulasi pada rem depan (jika masih merespons sedikit) bersamaan dengan rem belakang akan mendistribusikan beban pengereman, menjaga keseimbangan traksi, dan menghasilkan deselerasi yang jauh lebih efektif dan stabil daripada hanya mengandalkan rem belakang saja.

Ini adalah teknik yang membutuhkan kepekaan untuk memaksimalkan daya pengereman tersisa sambil mempertahankan stabilitas kendaraan.

7. Hindari Area Ramai dan Jaga Jarak Aman

Ilustrasi kemacetan di gerbang tol saat arus mudik dan balik  lebaran 2024
@official.jasamarga
Ilustrasi kemacetan di gerbang tol saat arus mudik dan balik lebaran 2024

Ketika pengemudi mencurigai atau sudah mengonfirmasi adanya masalah atau kegagalan pada sistem pengereman, langkah preventif yang paling krusial adalah segera meningkatkan dan mempertahankan jarak aman (safety distance) yang jauh lebih besar dari biasanya terhadap kendaraan di depan.

Ruang gerak ini bukan sekadar buffer, tetapi aset waktu dan ruang yang tak ternilai yang memungkinkan kamu untuk melakukan manuver darurat yang lebih leluasa dan terukur.

Dengan safety distance yang memadai, kamu memiliki waktu reaksi yang lebih panjang untuk mengaplikasikan teknik engine braking, mencari jalur yang aman untuk menepi, atau menggunakan pengereman sekunder (seperti rem belakang atau rem parkir) tanpa perlu melakukan tindakan mendadak.

Ruang ekstra ini memastikan bahwa setiap upaya pengereman atau penghindaran yang kamu lakukan tidak akan secara langsung membahayakan atau melibatkan kendaraan lain dalam potensi tabrakan.

Editor : Grid

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa