Pengukuran performa kemudian dilanjutkan dengan menukar CDI standar pakai otak pengapian BRT tipe I-Max (programmable) yang masih menggunakan kurva pengapian dasar (mirip Neo Hyperband).
Hasilnya, tenaga makin terkoreksi lebih baik lagi jadi 11,65 dk/8.450 rpm dan torsi puncaknya jadi 10,33 Nm/7.750 rpm.
“Sebenarnya power dan torsinya bisa lebih tinggi lagi. Karena ketika diukur air fuel ratio-nya (AFR), pembakaran terlalu kering.
Kayaknya setting spuyer masih belum pas lantaran menerapkan open filter. Makanya grafik tenaga dan torsi agak bergelombang,” tukas Suar, mekanik BRT yang, operator dyno.
Mungkin, lanjut Suar, jika karburatornya dipasangi filter udara, AFR bisa saja ideal. “Kalau open filter seperti ini, saran saya pilot jet pakai ukuran 45 dan main jet 115,” imbuhnya.
Data part performa | |
Knalpot | Ahau Motor Rp 1,2 juta |
Karburator | Keihin PE 28 Daytona Rp 1,5 Juta |
(Karburato rjuga pakai PE28 biasa, rp 600 ribuan) | |
Spuyer | 40 / 110 (pilot jet / mainjet) |
CDI | BRT I-Max 16 step Rp 900 ribu |
(bisa juga pakai BRT Neo Hyperband Rp 410 ribu) |
Penulis/Foto: DiC / Andhika