Salah Kaprah Seputar AC Mobil: 8 Penyebab AC Sekarat (Bag.2)

billy - Selasa, 29 Maret 2011 | 12:02 WIB

Salah Kaprah Seputar AC Mobil: 8 Penyebab AC Sekarat (Bag.2-Habis) (billy - )

JAKARTA - Posisi Thermostat

Kebiasaan menghidupkan AC di siang atau malam hari, biasanya dibarengi dengan menyetel ulang thermostat.
 
Beberapa mobil punya indikator merah-biru, tetapi pada mobil premium, penampakan thermostat biasanya pakai angka digital.

Kesalahan pemilik mobil pada umumnya adalah memposisikan thermostat pada posisi paling dingin padahal suhu udara di luar tergolong dingin (malam hari atau habis hujan).

Efeknya adalah evaporator akan membeku alias frozen. Indikasinya adalah angin yang ditiupkan blower berupa kepulan asap dingin.

Sebagian orang menganggap hal ini adalah bagus karena AC dinilai dingin. Padahal, udara atau angin yang berhembus lebih banyak terhalang es yang menempel di kisi evaporator.

Kebiasaan ini akan merusak evaporator karena proses terjadinya lendir bisa juga berawal dari sini. “Sebaiknya posisikan thermostat sesuai kebutuhan saja,” terang Rohim.

Sebaliknya, saat cuaca panas tak ada salahnya menyetel thermostat pada posisi paling dingin agar pencapaian suhu sejuk di kabin bisa lebih cepat.

Evaporator Berlendir
 
Pernah mengalami kabin berbau tak sedap saat AC dihidupkan? Bisa dipastikan evaporator sudah terselubung kotoran yang mengendap disekitar kotak blower, kipas blower atau pada dinding evaporator.

Hal ini disebabkan kotoran seperti debu halus, remah-remah makanan dan serabut halus karpet dasar terangkat alias tersedot kipas blower.

Kotoran tadi kemudian lengket disekitar evaporator dan bersarang dalam waktu lama. “Efeknya timbul residu seperti lendir yang berbau anyir/amis,” tutur Mamat dari Lin Karya AC di bilangan Meruya, Jakbar.

Lendir tadi akan menyumbat lubang pembuangan dan membuat evaporator hingga blower tergenang air hasil kondensasi AC. "Kalau sudah begitu biasanya korsleting," terang Mamat lagi.

Paling tidak setahun sekali harus dibongkar untuk servis Jangan sampai kotoran atau lendir menjadi tebal dan membuat evaporator bocor karena korosi dan blower korslet. Harganya sekitar Rp 2 jutaan belum bongkar pasang.

Dryer 'Busuk'
Dryer botol atau dryer kantung merupakan penyaring refrigerant yang bersirkulasi di dalam sistem AC.

Gas refrigerant yang bertekanan tinggi dan ‘jalan-jalan’ dari kompresor hingga ke evaporator dan kembali ke kondensor, kerap membawa residu atau kotoran.

Dryer yang tak pernah diganti akan membuntu saluran karena butiran silicone di dalam botol atau kantung sudah banyak kotoran.

Efeknya jelas, sirkulasi refirgerant terhambat dan membuat tekanan ke evaporator lebih rendah. “Proses pendinginan jadi ikut drop,” papar Amin, salah satu mekanik Sejuk AC.

Indikasinya bisa dilihat dari kantung yang berwarna hitam akibat kotoran. “Padahal, biaya penggantian terjangkau dan cukup setiap 10 ribu kilometer,” jelas Amin lagi.

Dryer model kantung keluaran Denso dibanderol sekitar Rp 200 ribuan, sementara yang botol antara Rp 150-225 ribu. Telat melakukan penggantian, bisa berbalik ke kompresor..

Tekanan balik secara kontinyu akan memporak-prandakan kompresor yang bisa menghabiskan biaya penggantian di atas Rp 2 juta.