Model Konvensional
Tipe ini masih andalkan piston untuk proses rebound dan kompresi. “Model ini, masih banyak bidang yang bergesekan saat proses naik turun, sehingga kurang diminati. Tapi justru bobotnya yang ringan, bikin sok model ini berjaya di arena balap lurus atau drag,” ujarnya menganalisa.
Oh iya, sok yang rata-rata dipakai untuk balap skutik road race atau drag isinya bukan gas tok, lo! ”Buat kompetisi biasanya berisi gas nitrogen. Sebab sifat dasar dari nitrogen tidak akan berubah strukturnya, meski terjadi perubahan suhu. Bahasa kerennya settingan tetap stabil,” tutup pria yang impikan bikin skutik drag mampu tembus 6,0 detik (201 meter).
Dari semua merek yang biasa digunakan di arena balap ada dua merek besar mendominasi; YSS dan Daytona. Namun masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
YSS adjuster rebound di pasaran dilepas Rp 6,4 juta. Kelebihannya, bila terjadi kerusakan, spare part pengganti tersedia lengkap serta adjusternya lebih rapat sehingga mudah menyesuaikan banyak tipe lintasan.
Lantaran memiliki banyak fitur penyetelan, pengguna harus menyimak betul apa kegunaaannya. Kalau tidak, teknologinya jadi percuma.
Lalu Daytona dijual Rp 3,5 juta. Kelebihannya, harga lebih murah dan segi bobot lebih ringan. Model memang konvensional, karena masih pakai piston untuk rebound dan kompresi. Tapi tim balap BRT dan AHRS pakai untuk menaklukan lintasan bumpy.
Kekurangannya, onderdil peranti ini agak sulit didapat. Bila terjadi kerusakan, servisnya cukup lama karena harus order part pengganti ke negeri asalnya, Jepang.
Penulis/Foto: Iman / Iman