Upgrade Performa Kawasaki Bajaj Pulsar 200NS, Stroke-up Demi Turing

Otomotifnet - Rabu, 13 April 2016 | 21:19 WIB

(Otomotifnet - )

Torsi makin besar, sehingga tak perlu pelintir gas dalam-dalam sudah ngacir, mesin pun enggak ngos-ngosan saat menanjak

Jakarta - Hobi bereksperimen membuat Hardian Hakim enggak pernah puas ketika mengoprek Kawasaki Bajaj Pulsar 200NS miliknya. Pernah pasang indikator gigi, buka limiter putaran mesin dengan dobel CDI, pasang oil cooler, sampai reamer karburator.

Nah yang terkini adalah stroke-up! “Sengaja stroke-up, maklum motor sering dipakai turing,” ujar pria yang akrab disapa Akim ini. Dengan langkah stroke-up, momen puntir atau torsi makin besar, sehingga tak perlu pelintir gas dalam-dalam sudah ngacir, mesin pun enggak ngos-ngosan saat menanjak. • (otomotifnet.com)

Kruk As Pulsar 220F
Untuk melakukan stroke-up, Akim tak menggunakan kruk as standar Pulsar 200NS (P200NS), mengingat pin tak terpisah dengan kruk as seperti di motor multisilinder. “Pakai metal duduk, jadi susah modifikasinya,” ujar Akim.

Sebagai gantinya, pria yang tinggal di Cilandak, Jakarta Selatan ini mengandalkan kruk as Bajaj Pulsar 220F. “Pakai berikut setangnya, karena pin sama 17 mm. Sehingga stroke sekarang jadi 62,4 mm,” terangnya. Dengan piston standar 72 mm, jika dihitung kapasitas mesin jadi 254 cc!

Namun kruk as Pulsar 220F tak bisa langsung dipasang, penyesuaiannya dibubut asnya disamakan dengan P200NS, agar magnet dan gigi primer bisa terpasang. “Lalu bandulnya dibikin mirip kampak, kalau tidak akan getar,” lanjut anggota Naked Wolves Indonesia (NWI), komunitas pemakai P200NS.

Setelah kruk as terpasang, penyesuaiannya blok ditambah paking aluminium 24 mm. Kemudian keteng ganti yang lebih panjang, pakai milik Honda Phantom 102 mata, menggantikan aslinya yang hanya 90 mata.

Pendingin Ekstra
Berhubung kapasitas meningkat, suhu yang dihasilkan juga lebih tinggi. Makanya pendinginan ditingkatkan, pertama ekstra fan ganti lebih besar dan dipasang di depan radiator, “Kalau di belakang enggak muat,” ujar Akim yang dalam prosesnya mesti 3 kali turun mesin. Langkah kedua pakai oil cooler.

Bobok Knalpot
Agar pelepasan gas buang lebih lancar, tabung knalpot dibobok lalu lubang akhir diganti pipa yang lebih besar. Hasilnya suara sedikit lebih keras namun tampilan standar.

Hasil Dyno
Berapa kenaikan performa setelah stroke up yang menghabiskan dana sekitar Rp 3 juta ini? Untuk mengetahuinya diukur di dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport di Rawamangun, Jaktim. Torsinya memang naik signifikan, jika standarnya 15,53 Nm/8.600 rpm, maka setelah stroke-up jadi 19,39 Nm/7.000 rpm.

Selain angka lebih besar, juga terjadi pergeseran grafik dengan diraih di putaran lebih rendah. Sedang tenaga hanya naik sedikit, dari 19,99 dk/10.000 rpm jadi 21,66 dk/9.200 rpm. lagi-lagi dicapai di rpm lebih rendah.