Jakarta - Merek BMW dimanapun sudah kadung melekat dengan sedan mewah, mobil sport, dan SUV. Tak ada cerita BMW melahirkan sebuah mobil keluarga, apalagi berjenis MPV. Namun semua berubah saat BMW Gran Tourer dilahirkan.
Inilah mobil yang sebenarnya sedikit nyeleneh dari pakem BMW. Pertama, sedari awal dirancang sebagai mobil keluarga yang punya daya tampung sampai tujuh orang. Kedua, meski tubuhnya bongsor, namun BMW pede menyematkan mesin 3 silinder berkapasitas 1.5 liter.
OTOMOTIFNET sempat penasaran membayangkan bagaimana rasanya sebuah MPV ciptaan BMW? Kesan pertama BMW berhasil mengemas sebuah mobil yang tidak mewah-mewah amat untuk sekelas BMW, juga tingkat kenyamanan untuk keluarga yang tidak terlalu istimewa layaknya BMW seri 7 misalnya.
Namun, semua itu dibayar dengan performa mesin dan handling khas BMW. Perpaduan handling rasa sedan BMW dipadu dengan performa SUV BMW, sambil mengajak serta keluarga liburan, tentu sebuah sensasi yang baru.
Jangan remehkan mesin 3 silindernya. Meski kapasitasnya sama dengan Toyota Veloz, namun sudah dibekali teknologi penyemprotan bahan bakar langsung ke dalam ruang mesin. Belum lagi sokongan TwinPower Turbo yang membuat dorongan torsi sebesar 220 NM bisa diraih hanya pada putaran 1.250 RPM.
Berpadu dengan transmisi otomatis 6 percepatan, urusan macet dan nanjak mudah saja dihadapi MPV BMW ini. Sementara tenaga 136 DK tersuguh pada putaran 4.400 RPM. Tidak ada masalah soal performa BMW Gran Tourer selama digunakan liburan.
Hanya saja, perlu mencermati penggunaan bahan bakarnya. Agar pembakaran dan tenaga optimal, baiknya diberi minum Pertamax Plus beroktan 95, sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada tutup tangki BBM. Kalau di kawasan tertentu tidak ada, boleh lah minum Pertamax 92, meski tetap masih sedikit terasa ngelitik.
BMW Gran Tourer memang tidak menawarkan tingkat kenyamanan layaknya sedan-sedan mewah lansiran BMW. Namun, lebih dari cukup untuk membuat keluarga anteng di dalam kabin. Redaman suspensinya sedikit keras khas BMW, namun masih jauh lebih empuk dibanding BMW seri 3 misalnya.
Hasilnya, penumpang di kabin bisa tetap tertidur pulas, sementara pengemudi asik merasakan sensasi handling yang rigid khas BMW. Apalagi, kebutuhan keluarga di dalam kabin terpenuhi dengan usungan fitur-fiturnya.
Paling mencolok, terdapat sepasang meja lipat pada kursi baris kedua. Asik digunakan saat terjebak macet dan membunuh waktu dengan membuka laptop atau sekedar menyantap makanan. Tinggal letakkan piring dan gelas di meja layaknya akomodasi di pesawat.
Redaman kabin yang baik, tata suara dari speaker HiFi BMW, dengan output tenaga amplifier sebesar 205 W, yang bisa terkoneksi melalui Bluetooth, membuat hiburan di dalam kabin jadi lebih optimal.
Penumpang pun tak bakal kesulitan dengan adanya fitur one touch tumble untuk akses keluar masuk kursi baris ketiga. Dan jok tersebut bisa dilipat dengan konfigurasi 50:50 untuk jok paling belakang dan 40:20:40 di tengah. Kalau semua dilipat rata, tersedia ruang bagasi seluas 1.820 liter.
Tersedia cupholders dan kompartemen penyimpanan pada setiap baris jok. Dua cupholders besar yang terletak di konsol tengah di belakang tuas transmisi. Juga di kantong pintu di bagian depan dan belakang, ada juga ruang untuk botol berukuran hingga 1,5 liter.
Kesimpulannya, BMW Gran Tourer berhasil memanjakan pengemudi dan penumpang selama liburan. Meskipun di berbagai media diberitakan kemacetan sepanjang jalur mudik yang menggila, kami sekeluarga di kabin BMW Gran Tourer sama sekali tidak khawatir.