Test Drive All New Toyota Sienta Q CVT & V M/T

Parwata - Jumat, 23 September 2016 | 10:41 WIB

Test Drive All New Toyota Sienta Q CVT & V M/T (Parwata - )

Konstruksi full monokok dan transmisi CVT untuk mesin barunya, pilihan lebih ideal dibanding Grand New Avanza?

Jakarta - MPV boxy 7-seater kompak dengan pintu geser memang bukan segmen populer di Indonesia. Namun Toyota tentu tidak membiarkan Honda Freed melalu-lalang sendirian. Hingga Sienta, yang berhasil mencetak angka penjualan sekitar 9 ribu unit per bulannya di Jepang pun dibawa ke dalam negeri.

Dari awal diperkenalkan, Sienta membuahkan berbagai pro dan kontra. Mulai soal desainnya, tuas trasnmisi yang berpindah ke bawah dari versi aslinya, hingga adanya konfigurasi jok pintar, namun tanpa kehadiran captain seat yang selama ini lekat dengan image pesaingnya. Berbicara soal dijadikan daily driver, bagaimana rasanya hidup dengan Sienta? * Tim OTOMOTIF

Performa

Transmisi Otomatis

Transmisi tanpa gigi yang digunakan cukup mengecewakan, rasanya masih sama seperti CVT konvensional alias kurang responsif. Paling penting, jangan sering kickdown, karena hanya akan mendengarkan mesin berteriak, sementara CVT akan menahan putaran mesin di sekitar 5.000-6.000 rpm.

Meski begitu, transmisi ini sangat cocok untuk pemakaian dalam kota. Asal ‘diurut’, respons awalnya termasuk halus, namun lebih responsif dibanding 4 A/T Veloz, sangat membantu ketika harus menghadapi tanjakan dengan muatan penuh. Yang di luar dugaan dan berbeda dengan kebanyakan electronic shift lainnya, menggeser tuas transmisi ke +/- ternyata sangat mengubah karakter CVT.

Di mode ini, pengemudi bisa selalu memilih untuk mengoperasikan mesin di range optimal, yaitu di sekitar 3.000-4.000 rpm, kemudian naikkan gigi sehingga terasa seperti transmisi A/T yang sigap. Downshift juga akan menurunkan putaran mesin dengan cepat, sehingga tidak akan terasa CVT lag seperti bila kickdown di mode D. Bila saja ada paddle shift, rasanya akan perfect untuk mengoperasikan mode Sequential Shiftmatic 7-percepatan ini.

Transmisi Manual

Kalau transmisi otomatisnya lebih nikmat digunakan justru pada saat mode manual. Namun girboks manual 6 percepatan milik Sienta tipe V, hanya terasa nikmat untuk mengejar akselerasi. Tapi balik lagi, mesti diingat apakah pemiliknya memang ingin mengejar kecepatan semata?