Tinggal injak pedal rem dan pindahkan ke posisi N atau bisa memanfaatkan fitur shift lock tanpa menginjak pedal rem.
Nah bagaimana jika pada transmisi modern seperti BMW 8 speed automatic?
Untuk hal ini sebaiknya menghubungi bengkel resmi BMW terdekat, supaya dapat ditangani secara profesional.
Langkah kedua, tentu harus mengetahui kendaraan berpenggerak depan atau belakang atau mungkin penggerak 4 roda.
Kalau penggerak 4 roda lebih aman pakai towing gendong.
Kalau penggerak depan dan hanya dapat menemukan derek konvensional, ban depan wajib diangkat jadi hanya ban belakang yang menyentuh aspal. Begitu juga sebaliknya.
Kendaraan bertransmisi tidak haram untuk didorong.
Tapi hanya untuk darurat. Misal memindahkan kendaraan dari jalur cepat ke jalur kiri. Bisa juga dorong untuk memasukan ke garasi rumah atau bengkel.
Perhatikan pula soal jarak agar jangan terlalu jauh, karena saat kendaraan tidak hidup, maka tidak ada pelumasan di dalam transmisi otomatis.
Mitos A/T
Banyak mitos yang beredar di pengguna transmisi otomatis.
Ada yang benar ada juga yang tidak.
Masalahnya jika ternyata yang selama ini percaya mitos yang salah, malah Anda yang dirugikan karena bisa mengakibatkan transmisi rusak.
Seperti misalnya pada saat menghidupkan mesin di pagi hari, sebaiknya posisi tuas transmisi berada di N.
Kalau terpaksa di P maksimal hanya dua menit, karena di posisi P oli tidak bersirkulasi penuh, kalau sering seperti ini akan mengakibatkan bushing dalam transmisi jadi aus dan akan jadi rusak.
Kemudian pada saat tanjakan yang curam dan membutuhkan power mesin, maka sebaiknya tuas transmisi diletakkan di posisi L.
Namun kalau tanjakannya landai di D tidak apa-apa, begitu juga pada saat turunan curam diletakkan di posisi L dan overdrive (jika ada) diaktifkan.
Nah, ketika ada genangan air menghadang, jangan langsung terabas.
Jika bisa dihindari maka hindari, kalau memang terpaksa lihat dulu tinggi airnya.
Kalau sampai merendam lebih dari setengah ban maka urungkan niat.