Serpong - Sejak Special Stage 1 (SS1) Kejurnas Speed Off-road putaran ketiga (4-5/8), kepekaan para marshal lintasan masih menjadi pembicaraan.
Hal ini karena marshal lebih memilih menolong dahulu pembalap yang tabrakan, hingga akhirnya malah lupa untuk mengibarkan bendera peringatan.
Perbuatan ini memang baik, namun tidak dikibarkannya bendera peringatan membuat marshal lintasan lainnya tidak mengetahui jika di sebuah sektor atau bagian ada pembalap yang mengalami kecelakaan.
Lantas, marshal yang berjaga di garis start pun langsung melepas pembalap selanjutnya dan berpeluang terjadi tabrakan selanjutnya karena mobil sebelumnya masih berada di lintasan, atau karena ceceran oli.
"Selepas sprint reli semalam (4/8) kami langsung melakukan evaluasi agar keluhan dan masalah seperti ini tidak terulang lagi, sebab ini kan berkaitan dengan masalah keamanan di trek," ujar Hariono, Wakil Ketua Umum Bidang Olahraga Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Hariono yang juga sebagai peserta di tim NavSat merasakan betul ketidakcekatannya tim marshal. Apalagi jika memberikan info lewat bendera.
Namun setelah dievaluasi, tim bekerja lebih baik. Ini dirasakan oleh Tb. Adhi (HRVRT-BGM-BMB) yang pagi ini mengalami kecelakaan saat menjalani SS 3.
"Sudah lebih baik, cuma kalau mau lancar sebaiknya pakai race director yang memantau semua jalannya lomba. Ibaratnya sebagai sutradara," kata Tb. Adhi.
"Semisal ada tabrakan, jadi marshal terdekat bisa lamgsung bergerak dan mengibarkan bendera beberapa tikungan sebelum titik kecelakaan, sehingga pembalap selanjutnya bisa melambatkan mobilnya dan berantisipasi," pungkas pembalap bertubuh gempal tersebut.(Otomotifnet.com)