Otomotifnet.com – Kendaraan pribadi masih menjadi pilihan beberapa masyarakat Indonesia karena angkutan umum dirasa masih kurang nyaman.
Selain itu, naik kendaraan pribadi juga dinilai lebih cepat dan efisien.
Lantas apakah pilihan moda transportasi berpengaruh terhadap pengeluaran kita?
Berlandaskan pertanyaan tersebut rekan dari GridOto.com pun mencoba untuk membandingkan secara langsung.
Mana yang lebih cepat dan murah?
(BACA JUGA: Tahu Film Balap Jackie Chan Yang Ini? Jadi Naksir Lancer Evolution Deh)
Sebagai patokan rute digunakan jalur dari rumah reporter di Koja, Jakarta Utara menuju kantor di Jl. Panjang, No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat .
Jarak tempuh berdasarkan tripmeter, yakni 22 km.
Rute yang diambil, yaitu Koja-Yos Sudarso-Senen-Medan Merdeka Selatan-Kemanggisan-Kebon Jeruk.
Pulang-pergi total jadi 44 km.
NAIK MOTOR
Dengan menggunakan Honda Verza 150, berangkat pukul 09.00 dari rumah.
Kondisi lalu lintas jalan pada jam tersebut dinilai ramai lancar.
Kemacetan ditemukan di beberapa titik, yaitu underpass Senen dan lampu merah Kwitang.
Kecepatan motor sekitar 10-40 Km/jam dan membutuhkan waktu 1,5 jam untuk sampai di kantor.
Sementara itu, saat pulang dari kantor pukul 8 malam, kondisi lalu lintas ramai lancar.
Kemacetan hanya berada di Kwitang.
(BACA JUGA: Motor Sport 150cc Jagoan Suzuki Era 2000-an, Sekennya Mulai Rp 8 Juta!)
Kecepatan motor kisaran 40-60 Km/jam.
Bisa sampai rumah hanya dalam waktu 1 jam.
Perhitungan Biaya
Saat menuju kantor, indikator bensin menunjukkan sisa bensin 1 bar lalu mengisinya full tank di daerah Koja dan menghabiskan Rp 84 ribu atau 10 liter Pertamax.
Berangkat ke kantor sejauh 22 Km, indikator tetap menunjukkan 7 bar.
Ketika pulang, sesampainya di rumah , indikator menunjukkan sisa 6 bar.
Saat diisi sampai full tank kembali menghabiskan sekitar Rp 9.750.
Sehingga dengan total perjalanan 44 km dihabiskan Pertamax sebanyak 1,16 liter.
Untuk sebulan yang memiliki 22 hari keja, menghabiskan Rp 214.500 untuk moda transportasi sepeda motor.
Biaya Transportasi Umum
Hari berikutnya, kini saatnya menggunakan transportasi umum ke kantor, yakni dengan menggunakan TransJakarta.
Rute
Untuk ke kantor menggunakan angkot sekali dan bus TransJakarta dengan 2 kali transit.
(BACA JUGA: Andre Taulany Beramal Lewat Beli Motor Baru Seharga Rp 199 Juta)
Pukul 09.00 berangkat naik angkot ke Halte Permai Koja.
Tarifnya Rp 5 ribu dan menghabiskan waktu 20 menit.
Tiba di halte pukul 9.20, tap e-money dengan tarif Rp 3.500.
Lalu menunggu bus datang selama 10 menit, yakni pukul 9.30.
Dari Permai Koja ke Cempaka Mas, menghabiskan waktu sebanyak 25 menit. Tiba pukul 9.55.
Setibanya di Halte Cempaka Mas, harus berjalan kaki selama 10 menit dengan kecepatan normal menuju Halte Cempaka Timur. Tiba pukul 10.05.
Kemudian menunggu bus selama 5 menit. Bus tiba pukul 10.10
Perjalanan ke Harmoni memakan waktu 30 menit, tiba pukul 10.40.
Di Harmoni sangat ramai karena merupakan halte pusat sehigga harus menunggu kedatangan bus selama 20 menit. Bus tiba pukul 11.00.
Perjalanan dari Harmoni hingga Halte Kebon Jeruk memakan waktu 40 menit. Akhirnya, tiba pukul 11.40.
(BACA JUGA: Membetulkan Bumper Penyok? Mudah Itu, Bisa Sambil Bikin Kopi)
Jika dijumlahkan, butuh waktu 2 jam 40 menit untuk berangkat dari Koja ke Kebon Jeruk.
Biaya yang dihabiskan adalah Rp 8.500.
Pulang-pergi, 8.500 dikalikan 2, yakni Rp 17 ribu.
Untuk 22 hari kerja, berarti saya akan menghabiskan ongkos sebanyak Rp 374.000.
Perbandingan
Naik motor selama sebulan butuh Rp 214.500
Naik angkutan umum sebulan butuh Rp 374.000
Selisihnya sebesar Rp 159.500
Wah lebih hemat dan cepat naik naik motor ya!
Hmm... tapiii itu belum dihitung dengan biaya pembelian/kredit dan perawatan motor plus pajak per tahunnya.
Bisa berbeda hasilnya...