Otomotifnet.com – Membahas soal soal koil motor, ternyata ada perbedannya tergantung dari sistem kelistrikan dan pengabutan bahan bakarnya.
Apalagi bila ditengok dari sistem pengabutan bahan bakarnya.
Ada motor berteknologi injeksi yang memakai ECU (Electronic Control Unit) sebagai otak pengapian dengan motor karburator yang memakai CDI (Capacitor Discharge Ignition).
Ternyata koil yang digunakan juga beda lo.
(BACA JUGA: Valentino Rossi Dituntut Hukum Lagi, Giliran Oleh Eks-Pegawainya)
Seperti apa sih perbedaannya?
Dijelaskan Ribut Wahyudi, Servis Advisor Honda Bintang Motor, Cinere, Depok, perbedaan koil injeksi dan karburator dapat ditengok dari tahanannya.
"Motor Injeksi tahanannya sebesar 2 Ohm dan motor karburator biasanya berkisar 1,5 Ohm," ujar Ribut Wahyudi, kepada rekan GridOto.com.
Perbedaan besar tahanan tersebut terkait dengan cara kerja yang berbeda dari part pengantar percikan api ke busi.
(BACA JUGA: Jangan Heboh Dulu, Ini 5 Fakta Pengaktifan Becak di DKI)
Kalau di koil tipe CDI, output tenaga listrik yang keluar dari CDI dilipatgandakan lagi oleh koil.
Misalnya, dari output listrik sekitar 200 volt, maka oleh koil dilipatgandakan menjadi 20.000 volt.
"Berbeda dengan koil tipe injeksi, selain dari koil, proses untuk membuat percikan api lebih besar juga tergantung dari voltase aki," imbuh Freddy A. Gautama dari Ultraspeed Racing.
Pada koil injeksi, arus yang keluar juga dikontrol oleh ECU.
Jadi, ECU hanya memberikan signal ke koil kapan harus meletik atau tidak berdasar input yang diterima dari sensor.
Jadi, besarnya api bukan tergantung dari CDI.
(BACA JUGA: Tren Pelek Tahun Ini, Indikasi Dari Tokyo Auto Salon 2018)
Selain itu, perbedaan lainnya bisa dilihat dari tampak luarnya.
Tampak luar koil injeksi memiliki 2 soket di belakang koil, meliputi (+/-).
"Sedangkan koil tipe karburator hanya punya 1 soket," pungkas Ribut Whayudi.
Soket negatif di koil injeksi terhubung ke ECU dan berfungsi untuk mengatur kapan api harus memercik.