Otomotifnet.com - Pelek motor untuk balap MotoGP ternyata pembuatannya bukan dilakukan dengan sistem cor.
Salah satu produsennya, BBS, pelek asal Jepang adalah salah satu penyuplai pelek yang digunakan Honda RC213V di MotoGP.
Belum banyak yang tahu tentang proses pembuatan pelek spesial yang dipakai MotoGP.
Percaya enggak kalau pembuatan pelek MotoGP itu dipukul dengan beban 9.000 ton?
(BACA JUGA: Bukan Sekadar Ganti Bohlam, Beberapa Poin Berikut Harus Diperhatikan)
Prosesnya itu ditempa atau forging, dipukul seperti bikin pedang.
Seperti disampaikan oleh Pepi Hidayat, orang Cilacap yang bekerja di pabrik pelek BBS Jepang.
“Aluminium billet dipanaskan sampai membara, kemudian dibentuk dengan pukulan atau tekanan,” jelas Pepi Hidayat, orang Cilacap yang bekerja di pabrik pelek BBS Jepang.
Menurut Pepi, tekanan atau pukulan yang diberikan khusus untuk pembuatan pelek di BBS ini hingga 9.000 ton.
Bayangkan deh betapa beratnya.
Pantas saja padat dan kuat sekali.
Atau jangan-jangan hanya 9.000 kg atau 9 ton ya? Tapi, setelah dipastikan kepada Pepi, yang benar pembuatan pelek MotoGP dipukul 9.000 ton.
Khusus untuk pelek MotoGP ini dilakukan proses tempa atau forging sampai 3 kali.
Sama dengan proses untuk pelek F1 pesanan Ferrari, dilakukan tempa sampai 3 kali.
Bandingkan dengan pelek mobil biasa yang hanya dilakukan pemukulan cukup 2 kali.
(BACA JUGA : Berikut Alasan Mesin Diesel Enggak Cocok Digunakan Untuk Motor)
“Setelah beres proses tempa dan machining awal menggunakan CNC, hasilnya bobot pelek jadi 12,5 kg."
"Namun setelah dibentuk jadi pelek sebenarnya, beratnya bisa hanya seperlima,” jelas Pepi yang bilang kalau di pabrik pelek BBS hanya sampai proses tempa dan treatment.
Proses pembentukan sampai pelek jadi dilakukan di pabrik lain yang dapat order langsung dari HRC.
Jadi, pabrik BBS hanya dapat orderan dari vendor HRC.
Sekarang tahu kan kalau pembuatan pelek MotoGP dipukul dengan benar 9 ribu ton.