Otomotifnet.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Pehubungan resmi menandatangani nota kesepahaman dengan Bosch untuk bekerja sama.
Andrew Powell, Managing Director Bosch di Indonesia mengatakan hal ini dilakukan demi kesadaran masyarakat pentingnya keselamatan di jalan.
”Bagi Bosch, setiap kematian yang terjadi akibat kecelakaan di jalan raya sangatlah disayangkan,” ujar Andrew melalui keterangan resmi Bosch di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
“Kami percaya, implementasi teknologi keamanan kendaraan modern seperti ABS dan ESP dapat membantu mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi di Indonesia," katanya lagi.
(BACA JUGA: Oke, Kecelakaan Saat Turing Enggak Ditanggung Asuransi, Tapi Masih Ada Cara Ini )
Sebelumnya, pada 2011, pemerintah Indonesia telah mengumumkan Rencana Umum Nasional Keselamatan dengan target pengurangan jumlah kecelakaan fatal hingga 50% di 2020 mendatang.
Bosch terus melakukan pemutakhiran teknologi berlandaskan visi berkendara bebas kecelakaan.
Anti-Lock Braking System (ABS) pertama di dunia untuk mobil penumpang.
(BACA JUGA: Bikin SIM International Gampang, 15 Menit Doang, Bisa Nyetir Di Luar Negeri)
ABS teknologi yang mencegah roda mobil mengunci pada kondisi pengereman darurat, telah dikembangkan pada 1978.
Inovasi ini memungkinkan pengendara menjaga kontrol kemudi pada situasi tertentu dapat memperpendek jarak pengereman tanpa tergelincir.
Pada 1995, Bosch mengembangkan teknologi ABS dengan menghadirkan Electronic Stability Program pertama di dunia, yang saat ini terpasang di 64% mobil terbaru di seluruh dunia.
Hingga kini, ESP telah menyelamatkan lebih dari 8.500 nyawa dan mencegah lebih dari seperempat juta kecelakaan lalu lintas.