Salut, Dalam Kondisi Tergeletak, Polisi Yang Hadang Motor Pengebom Di Polrestabes Surabaya Mengaku Tak Gentar

Parwata - Jumat, 18 Mei 2018 | 02:45 WIB

Kondisi Bripka Rendra pascaoperasi pengangkatan serpihan bom bunuh diri yang mengenai tubuhnya di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018). (Parwata - )

Otomotifnet.com - Kondisi anggota polisi yang selamat pascaledakan bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya mulai stabil.

Mereka lah saksi mata yang menghadang sejumlah terduga teroris saat hendak masuk ke Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB.

Dalam video CCTV yang beredar, beberapa petugas kepolisian yang berjaga sempat menghentikan laju motor pelaku.

Satu di antara mereka mengangkat tangan meminta pengendara berhenti.

Diketahui, pelaku terdiri dari lima orang yang berasal dari satu keluarga dan mengendarai dua motor.

Saat petugas meminta mereka berhenti, pelaku meledakkan bom hingga melukai sejumlah orang yang berada di sana.

(BACA JUGA: Ninja ZX-10R Kejebak Balap Liar, Sekali Jambak, Kelar Semua)

Dilansir dari channel Youtube Mata Najwa, Kamis (17/5/2018), dua anggota polisi yang terluka memberikan kesaksian.

Najwa Shihab selaku pembawa acara Mata Najwa ditemani Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin mengunjungi para korban di rumah sakit Bhayangkara Surabaya.

Ditemui Najwa Shihab, Bripka Rendra Agus Hardianto mengatakan bahwa posisinya paling depan saat terjadi pengeboman.

"Posisi di depan," ujarnya sambil terbaring di tempat tidur.

Ia berusaha menghentikan motor pelaku dan menanyakan tujuannya mendatangi Polrestabes Surabaya.

"Di depan sendiri, kan itu motor mau menyerobot, langsung saya hentiin, bapaknya mau ke mana, nggak sampai lima menit langsung meledak," kata Bripka Rendra.

(BACA JUGA: Edan! Kirain Monumen Kawasaki Ninja, Ternyata Ulah Anak Muda, CBR250R Juga Kena)

Saat ditanya oleh anggota polisi yang sudah bertugas selama 15 tahun ini, sang pelaku tidak mengucapkan satu patah kata pun.

Anggota Sat Sabhara Polrestabes Surabaya itu juga membenarkan bahwa pelaku memboncengkan anak kecil.

"Pakai helm dan depan sendiri anaknya yang kecil," jelasnya.

Ia juga mengatakan di motor kedua, ada seorang wanita dan anak-anak.

"Di belakang ada anak sama ibu," imbuhnya.

Setelah bom meledak, dirinya langsung masuk ke dalam pos penjagaan.

Ia mengungkapkan kondisinya saat itu dalam keadaan sadar dan seluruh tubuhnya berdarah serta pakaiannya robek.

"Saya masuk pos, ini sudah berdarah semua, baju sudah robek semua," katanya.

Kini, ia menjalani perawatan di rumah sakit Bhayangkara Surabaya dan diketahui telah selesai dioperasi.

Walau telah mengalami kejadian naas itu, Bripka Rendra mengaku tidak gentar.

"Enggak gentar," jawabnya saat ditanya Najwa Shihab.

Tak hanya Bripka Rendra, salah seorang petugas kepolisian juga terluka dalam kejadian tersebut.

Dialah Bripka Ahmad Muaffan Alaufa.

Akibat ledakan bom itu, ia mengalami permasalahan yang cukup parah di telinga kanannya.

(BACA JUGA: Mesin Kecil, Gak Pake Supercharger, 'Ninja H2' Ini Jinak, Tarikan Dijamin Gak Ngejambak)

"Sudah stabil, pendengaran sebelah kanan yang parah," ucap Bripka Ahmad.

Bersama rekannya, ia turut menghentikan laju motor pelaku yang hendak masuk di Polrestabes Surabaya.

Bripka Ahmad mengaku sempat memegang motor yang berada di depan, namun ia menuturkan kalau motor bagian belakang yang terlebih dahulu meledak.

"Yang meledak duluan yang belakang," ujarnya.

Sebelum bom meledak, ia belum sempat bicara dengan pelaku yang mengendarai motor.

"Enggak sempat bicara, saya cuma angkat tangan, saya suruh stop, saya hentikan motornya," kata Bripka Ahmad.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tubuhnya Berlumuran Darah Usai Hadang Bom di Polrestabes Surabaya, Polisi Ini Mengaku Tak Gentar,