Mesinnya 125 cc Blue Core SOHC 4 klep berpendingin cairan dikombinasi forged piston dan DiASiL Cylinder lengkap dengan teknologi Variable Valve Actuation (VVA).
Memiliki bore 52 mm dan stroke 58,7 mm dengan perbandingan kompresi 11,2:1, klaim tenaga maksimumnya 11,7 dk pada 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm di 7.000 rpm.
“Mesin Yamaha Lexi basisnya dari Yamaha Aerox 155. Hanya ada perbedaan di mapping ECU, durasi camshaft, bore dan roller aja. Selebihnya sama,” ujar Ridwan Arifin, Staf Service Education, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Meski hanya 125 cc, tapi tarikannya tidak bisa dibilang ‘lemes’.
Terutama rpm rendah sampai menengah, respon mesinnya cukup baik.
Tapi saat gantung gas dan ingin gaspol mulai 40–60 km/jam rasanya sedikit lambat, tampaknya ada selip di CVT. Suara mesinnya khas agak ‘ngorok’ seperti Aerox 155 dan NMAX.
(BACA JUGA: Mesti Tahu Cara Daruratnya, Buka Bagasi Aerox 155 Kalau Kunci Hilang Atau Akinya Lemas)
Untuk yang senang gaspol akan sangat sering mendengar bunyi ‘klik’ yang menandakan VVA aktif, karena motor ini sangat sering bermain di atas 6.000 rpm.
Jika gaspol dari posisi berhenti takometer langsung tertahan di 7.000 rpm, kemudian naik kembali setelah kecepatan dapat 85 km/jam.
Dites beberapa kali menggunakan Racelogic, Lexi dapat mencapai kecepatan 0-60 km/jam dalam 6 detik, terpaut 0,8 detik dari NMAX yang cuma 5,2 detik.
Jarak pendek 0-201 meter juga bedanya tak banyak, Lexi ini waktunya 12,7 detik sedang NMAX 12,1 detik, beda 0,6 detik saja.
Tapi meraih kecepatan tinggi dan jarak lebih jauh memang tertinggal cukup jauh, seperti 0-100 km/jam Lexi 20,3 detik, sedang NMAX cuma 16,3 detik saja.
Jadi besarnya kapasitas mesin memang sangat pengaruh!
Top speed di spidometer Lexi ternyata mentok 110 km/jam saja pada 9.200 rpm, sedang di Racelogic hanya menunjukkan angka 106 km/jam.
Deviasinya hanya 4 km/jam, cukup akurat! Detail data lengkapnya lihat di tabel.
(BACA JUGA: Sangar! Lampu Depan Turun Dari Setang ke Dada, Gagah Mana Yamaha MX King Sama Aerox?)