Otomotifnet.com - Pembalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi, sudah telak-telak meminta perubahan kepada Yamaha Jepang demi mengimbangi Honda di MotoGP.
Valentino Rossi minta banget supaya Yamaha serius menangani masalah kelistrikan di MotoGP.
Ternyata, membenahi sektor yang dikeluhkan Valentino Rossi nggak semudah membalikkan telapak tangan.
(BACA JUGA: Kejutan Honda Motor Di OTOBURSA Tumplek Blek 2018, Salah Satunya All New Honda PCX, Satu Lagi Masih Rahasia)
Apalagi bicara soal kocek yang mesti disiapkan
"Honda dan Ducati mengeluarkan dana besar untuk pengembangan elektronik tahun ini," beber Valentino Rossi di seri awal MotoGP tahun ini yang dikutip dari Crash.net.
Masalah elektronik di MotoGP tahun ini menyangkut berlakunya aturan ECU harus sama dari Magneti Marelli sejak 20016.
(BACA JUGA: Gak Perlu Waswas, Bus TransJakarta Siap Sedia Tiap 10 Menit Menuju OTOBURSA Tumplek Blek 2018)
ECU yang sama diserahkan ke semua tim MotoGP seperti memberikan kertas formulir yang sama.
Kertas formulir dengan kolom yang sama harus diisi oleh teknisi elektronik tim MotoGP.
Silakan dikembangkan kolom-kolom di kertas formulir asal masih menggunakan ECU dan software dari Magneti Marelli.
"Masalahnya Honda dan Ducati sudah tahu bagaimana mengembangkan menu-menu dari ECU," kata Rossi.
(BACA JUGA: Cihui, Naik Bus TransJakarta Langsung Sampai Depan Gerbang OTOBURSA Tumplek Blek 2018)
Salah satu kuncinya menurut Valentino Rossi, Yamaha butuh orang yang sangat ahli untuk mengembangkan data dari ECU.
Sebagaimana dilansir Crash.net pernah mengungkapkan kalau gaji per tahun untuk teknisi kelistrikan spesialis ECU di MotoGP mencapai 1,2 juta Dolar Amerika Serikat (setara Rp 17,427 miliar).
Gaji teknisi itu waktu belum ada penyeragaman aturan ECU (one make ECU).
Itu baru gaji teknisi kelistrikan spesialis ECU, belum termasuk penambahan komponen sensor untuk mendapatkan data lebih akurat di motor Valentino Rossi.