"Karena tidak ada titik temu akhirnya Edi langsung menelpon kakaknya bernama Dullah. Kemudian sebanyak 7 orang mendatangi TKP," lanjut Alex.
Kelompok Edi kembali bernegosiasi dengan meminta tebusan motor temannya itu seharga Rp 500.000, sedangkan kelompok debt collector sebelumnya meminta tebusan sebesar Rp 1,5 juta.
"Debt collector minta harga Rp 1,5 juta, Edi menawar Rp 500.000, setelah tidak ada kesepakatan terjadilah keributan atau perkelahian antara kedua kelompok tersebut," jelasnya.
(BACA JUGA: Motor kencang Enggak Ada Artinya Buat Valentino Rossi, Ini Alasannya)
Akibat keributan itu, Dullah, kakak Edi pun mengalami luka tusuk pada bagian kirinya.
Merasa lawannya gelap mata, Edi dan kelompoknya memilih untuk melarikan diri.
Perkelahian pun berlanjut pada Senin (30/7/2018) pukul 02.00 WIB dini hari, debt collector yang berjumlah lebih dari 7 orang kembali memburu kelompok Edi di Jalan Sabi Raya No 53 RT 01/02, Kelapa Dua, Tangerang.
Salah satu anggota kelompok Edi bernama Iwan gagal melarikan diri dan terkena sabetan senjata tajam pada bagian pipinya.
Menurut keterangan saksi Zufri, kontrakan miliknya di Jalan Sabi Raya hancur berantakan akibat debt collector yang ngamuk malam itu.
"Mereka pada masuk ke kontrakan saya, kaca saya pada pecah, motor saya juga ancur di dalam kontrakan," ungkap Zufri saat dikonfirmasi.
Saat ini petugas Polsek Kelapa Dua akan meminta keterangan para saksi dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.