Otomotifnet.com – Untuk bikin event balap bukanlah hal yang mudah.
Kalau mengenai perizinan, semua event juga harus ada izinnya.
Namun untuk balap, masih ditambah dengan kesulitan mencari sponsor.
Dianggap tidak punya hasil direct sales terhadap suatu produknya menjadi salah satu alasan sponsor berpikir ulang untuk ‘datang’.
Alhasil, banyak penyelenggara balap harus keluar dari kocek pribadi untuk menutupi biaya.
Bimo Pradikto, pendatang baru di dunia penyelenggaraan event balap, sudah dua kali menyelenggarakan kejurda sprint reli di Paramount Land, BSD.
Dana yang dikeluarkan juga cukup fantastis. Berkisar lebih dari setengah miliar rupiah.
(BACA JUGA: Ada Apa Nih, Jagoan Speed Off-Road Kok Malah Pindah Main Reli)
Besarnya dana ini, membuat penyelenggaraan event kerap tak jelas kepastiannya.
Untuk kejurnas speed off-road putaran 3 dan sprint reli putaran 5 di Serang, Banten yang rencananya 20-21/10 mendatang, komunitas bahu membahu patungan untuk biaya penyelenggaraan.
Ada yang keluar dari dana pribadi, namun juga dari tim-tim besar.
Nilai yang dikeluarkan bervariasi, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 100 juta, sesuai keinginan pemberi patungan.
Sampai dengan ditutupnya acara diskusi kumpul-kumpul komunitas speed off-road dan sprint reli beberapa tim dan pribadi sudah menyatakan kesiapannya.
(BACA JUGA: Dilepas Dua Mobil Sekaligus, Peserta Antusias Di Kejurnas Speed Off-Road Serang)
Seperti Banteng Motorsport, RFT Motorsport, BMB Motorsport, BRM Motorsport, JF Sulfur Team, Rumah Makan Sederhana, Aldrian, TB Adhi, Happy dan banyak lagi.
Sampai penutupan acara, kira-kira pukul 19.30 (26/9) terkumpul sebanyak Rp 450 juta.
Angka ini tentu masih kurang dan masih menunggu dari pihak lain.
“Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dari komunitas. Semua dana berapapun akan kita tampung dan akan laporan keuangan yang transparan,” sebut Bimo Pradikto yang akan menjadi ketua penyelengaraan event.