"Jam 08.40 WIB itu terakhir ngasih tahu di stasiun, setelah itu dikirim (sang istri-red) WA sekali dua kali, ceklis dua."
"Malam itu enggak pulang, paginya di-WA lagi, papah, papah, sudah ceklis satu, tidak aktif," ujar Ramdhani.
Selain dari sang istri, komunikasi terakhir juga ada dari rekan kerjanya di tvMu yang sudah janjian dengan Dufi untuk ketemuan di kantornya, di bilangan Menteng Jakarta Pusat, hari itu.
"Kalau berdasarkan cerita dari rekan kerjanya, beliau mengirimkan pesan WA, jam 10-an itu sudah tidak dibaca."
"Berangkat setengah 8, itu janjian dengan rekan kerjanya di Menteng, Jakarta Pusat."
"Rekan kerjanya di TV Muhammadiah untuk menyelesaikan kerjaan di hari Kamis, itu temannya sudah, 'Pak Dufi jangan lupa ya, hari ini kita janjian', 'Pak Dufi saya sudah di kantor nih' enggak dijawab juga, tanya lagi sampai tiga kali cuma ceklis dua," papar Ramdhani.
(BACA JUGA: Mengenaskan, Innova Ngejogrok Bertahun-tahun, Ditawar Sadis)
Ramdhani berpikir, jika dalam hal pekerjaan saja, kakaknya itu sudah tidak merespons, ada kemungkinan, Dufi sudah diikuti sejak dalam perjalanannya.
Ia juga mengobservasi sendiri, mendatangi langsung lokasi parkir di stasiun Rawa Buntu, dan tidak mendapati data parkir mobil baru yang digunakan kakaknya.
"Dari situ saya pribadi berpikir, apakah almarhum pada saat berangkat kerja sudah diikuti, sebelum sampai ke stasiun Rawa Buntu sudah tidak aman, tidak bisa memegang handphone," duganya.
Dugaan menguat karena berdasarkan testimoni dari rekan kerjanya di berbagai media yang disampaikan, tidak ada kesan negatif yang menjurus ke Dufi.
(BACA JUGA: Temuan Olah TKP, Kijang Innova Sama Sekali Gak Ngerem, Berakhir Remuk)