Solar B20 Rencananya Digusur B100, Prediksi Tiga Tahun Terealisasi

Irsyaad Wijaya - Selasa, 19 Februari 2019 | 17:50 WIB

Ilustrasi nozle bensin solar B20 (Irsyaad Wijaya - )

Otomotifnet.com - Presiden Joko Widodo berencana mengurangi penggunaan BBM fosil.

Langkah yang direncanakan, mengoptimalkan penggunaan biodiesel 20 (B20) menjadi B100.

Menanggapi itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno menyebutkan tiga tahun ke depan B100 bisa terealisasi.

Namun, lanjut Rini, dimulai dari B50 bertahap naik ke B100.

(Baca Juga : Setelah Biodiesel B20, Pemerintah Geber B25 dan B30 Biar Sejalan)

Rini menuturkan, sudah menugasi PT Pertamina (Persero) membuat kilang minyak baru.

Kilang minyak baru itu akan berkerjasama dengan perusahaan minyak asal Italia, Eni Lubricant Oli di Plaju, Sumatera Selatan.

Total nilai investasinya menurut Rini mencapai 800 juta dollar AS.

"Jadi setelah saya dan Pak Ignasius Jonan (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) ke Eni Italia, Pak Jonan melihat ini adalah teknologi yang baik sehingga sudah dibuat perjanjian awal dengan Eni untuk membuat refinery B50 pertama di Plaju," ujar Rini di kantornya (18/2).

(Baca Juga : Begini Definisi Solar B20, Mobil Lawas Rajin-Rajin Cek Fuel Filter)

Dengan proses peralihan dari B20 menjadi B100 ini, harapannya secara bertahap penggunaan solar bisa sepenuhnya digantikan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar tidak hanya menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit saja.

Tetapi juga minyak nabati lain yang berasal dari ampas tebu atau tanaman kaliandra.

Proses penggantian dari B20 menjadi B100 pun ditargetkan akan memakan waktu setidaknya tiga tahun dari sekarang.

"Tiga tahun bisa B100, cuma masalahnya apakah bisa penuh semua? Mungkin belum bisa. Jadi untuk menggantikan full solar, menurut saya masih akan makan waktu," tutup Rini.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Jokowi Bilang Akan Realisasikan B100, Mungkinkah?