Otomotifnet.com - Tensioner standar Yamaha NMAX biasanya diganti dengan versi aftermarket.
Tentunya agar bisa disetel manual ketika keteng sudah terasa longgar dan bunyi 'ngelotok'.
Tapi tetap saja tensioner racing atau aftermarket atau plus minusnya.
"Untung atau enaknya pakai tonjokan keteng racing itu bisa disetel. Jadi kalau sudah longgar bisa dikencangkan lagi," buka Yoga Ningrat, owner Yoga Motoshop, bengkel spesialis Maxi Yamaha.
(Baca Juga : Solusi Mesin Berisik NMAX Dari Tensioner, Ganti Pakai Baut Drat 8)
Ada beberapa pilihan tonjokan keteng racing buat Yamaha NMAX.
Yang jadi favorit buat Yamaha NMAX adalah produk bikinan CLD dan B'pro.
Berbeda dengan tonjokan keteng racing, tonjokan keteng standar biasanya enggak bisa disetel.
"Nah, kalau standar itu kekuranganya enggak bisa disetel kayak tonjokan keteng racing atau biasa disebut juga tensioner adjustable," ungkap pria yang akrab dipanggil Yoga ini.
(Baca Juga : Yamaha NMAX Bunyi 'Ngelotok', Buru-Buru Tengok Tensioner Keteng)
"Jadi kalau tensioner standar itu mengandalkan per, jadi maju atau mundurnya tonjokan tensioner ditentukan dari kencang atau kendurnya keteng," tambahnya di Cijantung, Jakarta Timur.
Kelebihannya tonjokan keteng menyesuaikan dengan kondisi keteng.
"Tapi ketika sudah lemah enggak bisa disetel, sedangkan tonjokan keteng racing itu enggak fleksibel," ujar Yoga Ningrat.
"Jadi kalau dipakai harian kurang bisa menyesuaikan dengan kondisi keteng, lain hal dengan kondisi balap," tambahnya.
Ada beberapa pilihan atau substitusi tonjokan keteng standar buat Yamaha NMAX.
"Bisa pakai kepunyaan Yamaha Aerox 155 atau Yamaha Jupiter Z1 buatan Thailand," pungkasnya.