Ia pun mengatakan mereka masih mempelajari kecocokan mesin tersebut untuk pasar Indonesia, dan untuk saat ini, mereka masih melakukan pengujian di fasilitas R&D di Thailand.
“Itu perlu survei lebih panjang (karena) buat market di sini kan belum tahu seperti apa, potensi ada cuma belum diputuskan,” jelasnya.
Akan tetapi, Yusak tidak menutup kemungkinan bahwa mesin tersebut akan masuk ke Indonesia suatu saat, tapi sepertinya tidak sebagai jantung pacu baru Honda Brio.
Pasalnya, pemakaian mesin turbo yang lebih rumit dibandingkan mesin konvensional akan mengatrol harga cukup tinggi.
“Brio pakai (mesin) itu nanti malah jadi enggak kebeli dong,” ucapnya sambil tertawa.