Beruntung, kata Rahmat, rekannya tidak terluka parah.
"Kakinya terkilir karena saat loncat kakinya kena batu. Sudah diobati dan diberi minum biar tenang," kata Rahmat.
General Manager Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, Pratomo Bimawan Putra, mengatakan, urukan tanah yang bergerak dari lereng Tol Cipularang, Rabu siang, hanyalah butiran tanah yang basah yang turun ke areal persawahan.
"Itu secara teknis bukan longsor. Itu hanya butiran tanah yang basah, turun atau jatuh gitu lah," ujarnya saat ditemui di lokasi longsor.
(Baca Juga: Tol Cipularang KM 118+600 Disebut Terancam Putus Akibat Longsor Susulan, Polisi: Itu Tidak Benar!)
Perbaikan di bawah lereng di samping Tol Cipularang KM 118+600 dilakukan menyusul longsor di kawasan tersebut pada 11 Februari 2020 sekitar pukul 21:00 WIB.
Longsor di tepi Tol Cipularang di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, itu membuat seorang warga luka ringan.
Selain itu, enam rumah warga rusak berat, satu di antaranya rata dengan tanah.
Sementara itu menurut Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Bina Marga, Hedi Rahadian, longsor susulan terjadi karena hingga saat ini tanahnya masih labil ditambah kerap diguyur hujan.