Otomotifnet.com - Imbas mewabahnya virus corona ikut dirasakan rekan-rekan pengemudi taksi pelat kuning.
Sedih karena sepi penumpang hingga mobil-mobilnya cuma berjejer di sekitar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Jejen Zunaidi (48) yang sudah 14 tahun menjadi pengemudi taksi dan sekarang di Blue Bird berbagi cerita yang menyayat hati.
Ia mengaku pendapatannya turun drastis hingga 75 persen semenjak pandemi covid-19 mewabah.
(Baca Juga: Kredit Motor dan Mobil Ojek dan Taksi Diringankan, OJK: Ajukan ke Leasing)
Sudah dua hari menunggu, dan Ia baru mendapat satu penumpang.
"Sebelum ada corona, minimal ngantongin Rp 75 ribu sehari," keluh Jejen, (30/3/20).
Tapi situasi berubah ketika pandemi Covid-19 mampir ke Indonesia.
"Sekarang, seharian belum tentu dapat (penumpang). Asli, emang bener-bener sunyi bukan sepi lagi di jalan sekarang," ucapnya.
Bila karantina wilayah diberlakukan pemerintah, Jejen tak masalah.
Asalkan, Ia berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Kalau saya berharap pemerintah memberikan bantuan sembako kepada kita," harapnya.
"Selain itu urusan cicilan kredit mohon tegas untuk ditangguhkan," ungkap pria yang masih mencicil motor tersebut.
(Baca Juga: Mobil atau Motor Ojek dan Taksi Kredit? Cicilan Dilonggarkan Satu Tahun)
Jejen mengaku terpaksa keluar di tengah wabah virus yang belakangan membuat gelisah warga dunia.
Kalau bukan soal perut, Dia tak bakal terpaksa bergelut di jalanan berdebu.
"Saya tuh udah jadi ODR (Orang Dalam Risiko)," aku Dia.
"Tapi kan kembali lagi ke kita, terpaksa keluar karena memang buat penghasilan," sambungnya.
Tak berbeda dengan Jejen Zunaidi, pengemudi taksi Blue Bird lain bernama Rifaat (31) asal Majene, Sulawesi Barat yang merantau ke Jakarta.
Belum genap satu tahun berkerja menjadi pengemudi taksi, Rifaat sudah dihadapkan dengan kondisi getir seperti sekarang ini.
Rifaat mengaku bulan ini tak bisa mengirimi uang neneknya yang berada di kampung halamannya karena penghasilan merosot drastis.
"Orangtua sudah enggak ada (wafat). Penghasilan saya buat nenek di kampung," ucap Rifaat.
(Baca Juga: Bank dan Debt Collector Ingat! Jokowi Larang Kejar Cicilan Kredit Kendaraan Ojek dan Taksi)
"Tiap bulan pasti ngirim. Tapi bulan ini enggak bisa karena situasinya begini," beber mantan sopir perusahaan itu.
Sejak subuh sampai tengah hari tadi, Rifaat belum mendapatkan penumpang.
Satu lagi kisah yang dialami Yadi Arianto (50) yang sudah 12 tahun bekerja menjadi pengemudi taksi.
Yadi mengatakan sampai terpaksa meminja uang ke saudaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya karena pendapatan anjlok.
"Terus terang, istri saya enggak kerja," ucap Yadi.
"Minta pinjeman dari saudara yang lebih mampu. Kalau enggak, dapur enggak ngebul," beber pria dengan dua anak tersebut.
Ia masih memiliki beban tanggungan kepada anaknya yang bungsu lantaran masih duduk di bangku SMA kelas Tiga.
Sementara anak sulungnya telah berkeluarga.
(Baca Juga: Ojek Online Merana Imbas Covid-19, Leasing Masih Tagih Cicilan Kredit: Mau Ambil, Ya Ambil...)
Yadi berharap bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga kecil dapat direalisasikan pemerintah.
"Kalau memang ada BLT saya enggak perlu berkeliaran di jalan. Saya keluar rumah ini karena terpaksa," ujar pria asli Cimanggis, Depok itu.
Semoga Indonesia lekas membaik dan bumi kembali tersenyum.