Kemenperin Optimis Industri Otomotif Cepat Pulih, Andalkan Catatan Positif Ekspor?

Naufal Shafly,Ignatius Ferdian - Selasa, 21 April 2020 | 21:00 WIB

Ilustrasi. Produk Toyota dalam negeri yang diekspor ke negara-negara lain. (Naufal Shafly,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Kemenperin yakin di tengah pandemi Covid-19 ini kalau industri otomotif Indonesia cepat pulih dikarenakan catatan ekspor bagus.

Tercatat pada periode Januari hingga 15 April 2020, ekspor kendaraan roda empat secara CBU tembus sebanyak 87.879 unit.

Sedangkan, untuk kendaraan roda dua, berhasil diekspor sebanyak 215.347 unit.

Jika mengacu pada data PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC), jumlah bongkar muat kendaraan CBU mencapai 29.622 unit pada Maret 2020.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2020 Resmi Dilarang! Angkutan Umum dan Pribadi Dilarang Keluar Zona Merah

Angka tersebut meningkat 18,40% jika dibandingkan periode Maret 2019 yang hanya meraih angka 25.019 unit.

Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang, mengatakan selain ekpor komponen kendaraan CBU, ekspor komponen kendaraan terurai juga meraih hasil positif.

"Industri otomotif kita melakukan ekspor komponen untuk kendaraan roda empat, hingga April 2020 telah menembus 11.099.550 pieces. Bahkan, perusahaan-perusahaan komponen pesawat, kereta api, dan alat berat, juga masih aktif melakukan ekspor,” tutur Menperin dalam keterangan resminya.

Ia optimis, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang cepat melakukan recovery usai dilanda Pandemi Covid-19.

Istimewa
Honda PCX diekspor ke Brazil

Baca Juga: Jalan Tol Bakal Ditutup Kemenhub Saat Larangan Mudik 2020 Berlaku!

“Ini merupakan sebuah optimisme yang harus kita jaga," tegasnya.

Bukan tanpa sebab, optimisme Agus Gumiwang juga didukung oleh laporan International Monetary Fund (IMF), yang menyatakan Indonesia merupakan satu dari tiga negara di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya tetap positif pada tahun 2020.

Karena itu, momentum tersebut bisa menjadi modal bagi sektor industri Tanah Air untuk bersama-sama bangkit.

“Kita masih punya modal yang kuat. Artinya, kemungkinan kita bisa rebound cukup besar. Apalagi kita lihat bahwa kompetensi bangsa kita juga cukup besar.

Jadi sesungguhnya, apa yang akan terjadi dalam sektor manufaktur nanti setelah Covid-19 sangat tergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang,” pungkasnya