Otomotifnet.com - Berbagai cara dilakukan warga agar tetap bisa mudik lebaran 2020.
Salah satu tindakan paling ektrim yakni rela bersembunyi di dalam bagasi bus meski harus bayar ongkos lebih mahal.
Peristiwa ini ditemui di terminal Ciledug, Tangerang, Banten yang diunggah akun Twitter @akurommy.
Dalam keterangannya disebutkan, tindakan tersebut dilakukan agar tetap bisa mudik dan menghindari razia Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiap perbatasan.
Tak masuk akalnya lagi, para penumpang yang rela 'ngumpet' di dalam bagasi ini mesti bayar ongkos lebih mahal yakni Rp 450 ribu.
"Nekat mudik meski sudah dilarang oleh pemerintah, mereka nekat mudik. Untuk menghindari razia yang digelar aparat selama PSBB, mereka rela duduk di bagasi bus dengan ongkos Rp 450 ribu. Foto diambil oleh sepupunya @saeval di Terminal Bus Ciledug, Jumat (24/4/2020) siang," tulis akun @akurommy.
Dalam foto tersebut terlihat sejumlah pemudik rela berada di bagasi dengan udara yang pengap.
Satu sisi bagasi yang cukup luas itu bahkan diisi lima hingga enam orang.
Diketahui bus yang mengangkut penumpang tersebut adalah bus AKAP.
Kejadian dibenarkan adanya oleh Kurnia Lesani Adnan, Pemilik PO SAN.
Kurnia mengatakan peristiwa itu benar adanya dan terjadi di kawasan Ciledug.
"Kejadiannya di Ciledug, tapi bukan terminal resmi. Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik," ujarnya.
Baca Juga: Bus Diusulkan Ganti Angkut Barang Jika Tak Boleh Bawa Penumpang Saat PSBB
"Artinya kemauan dari penumpang atau masyarakatnya," katanya.
"Karena takut ada razia jadi penumpang itu mau duduk di dalam bagasi dulu," ujar pria yang akrab disapa Sani, (25/4/2020).
Kurnia menjelaskan bus AKAP bersama penumpangnya itu memang berhasil melewati pos pengawasan.
Namun setelah melewati pos tersebut penumpang kembali naik ke dalam kabin.
Lalu mereka pun meneruskan perjalanan hingga ke daerah tujuan.
Kurnia mengatakan, pengawasan yang dilakukan pemerintah belum ketat.
Ia pun tak memungkiri bila masyarakat yang mudik tersebut adalah perantau yang sudah tak bekerja lagi di Jakarta.
"Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan," ujarnya.
Baca Juga: PO Bus Diambang Bangkrut, Pengusaha Mohon PKB Dihapus Dulu Setahun
Kurnia pun mengungkapkan kondisi di lapangan bahwa para pemudik itu terlantar.
Menurutnya kebanyakan pemudik sudah tak memiliki pekerjaan di kota.
Oleh sebab itu mereka pun terpaksa dan nekat untuk pulang ke kampung.
Ia pun mengatakan fakta lain di lapangan, masih ada angkutan gelap yang beroperasi hingga lolos razia.
Biasanya mereka membawa penumpang dari Jabodetabek keluar ke beberapa provinsi tersebut.