Otomotifnet.com - Sampai saat ini PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memang belum memberikan penyegaran atau facelift buat Karimun Wagon R.
Padahal Suzuki Maruti sudah meluncurkan versi terbarunya di India bahkan namanya pun berubah jadi Big New Wagon R, seiring dengan dimensinya yang semakin membesar.
Saat dikonfirmasi, lambannya penyegaran untuk Karimun Wagon R di Indonesia bukan karena ketidakmampuan Suzuki, melainkan banyaknya pertimbangan dan strategi lainnya.
"Kalau kemungkinan pasti ada (untuk Karimun Wagon R Facelift), cuma realisasinya bisa cepat atau bagaimana sekali lagi kami tidak bisa memberikan statement," ujar Harold Donnel, Head of 4W Brand Development & Marketing Research SIS saat dihubungi belum lama ini.
Baca Juga: New Suzuki Carry Pick Up Tetap Laku Keras Selama Pandemi, Capai 15.021 Unit Dari Januari-Mei
"Artinya kami harus pelajari dulu desainnya cocok untuk masyarakat Indonesia atau tidak, terus fitur dan strateginya mau seperti apa," tuturnya.
Terlepas dari itu, Harold mengungkapkan alasan kenapa Suzuki masih mempertahankan desain boxy atau mengotak yang telah menjadi ciri khasnya sejak generasi pertama.
Dalam hal ini Suzuki lebih mengutamakan aspek fungsionalitas, sehingga Karimun Wagon R memiliki karakter yang berbeda jika dibandingkan dengan para kompetitor di kelasnya.
Mengingat salah satu keuntungan dari desain mengotak adalah kabin menjadi lebih lapang dan headroom yang lega meskipun memiliki dimensi yang mungil.
Baca Juga: Ekspor Suzuki Melejit 22% Di Tengah Pandemi Covid-19, Target 50 Negara
Hal itu pula yang membuat Karimun Wagon R tidak hanya diperuntukkan untuk kendaraan penumpang, melainkan juga bisa digunakan untuk mengangkut banyak barang atau menjadi kendaraan niaga ringan.
"Basic design (Karimun Wagon R) kan beda. Jika dibandingkan teman-teman yang lain kan lebih membulat, kalau kami lebih boxy," kata Harold lagi.
"Di sudut pandang yang lain desain ini sangat cocok apabila diimplementasikan ke blind van, makanya kami buat Karimun Wagon R yang blind Van. Artinya boxy lebih mengakomodir kegiatan usaha, secara dimensi kotak-kotak kan lebih optimum," pungkasnya.