Mau Naik Moge? Ini Dasar-dasar yang Wajib Dikuasai Menurut Ahlinya

Antonius Yuliyanto - Jumat, 28 Agustus 2020 | 17:30 WIB

Honda RC213V-S (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Penjualan motor gede atau moge akhir-akhir ini meningkat tajam, artinya makin banyak bikers baru penunggang moge.

Nah ini yang perlu diperhatikan, jangan sampai pengendara baru atau early biker ini bukan enjoy di jalan tapi malah masuk rumah sakit bahkan sampai ke kuburan, ih amit-amit deh!

Harus diketahui, naik moge itu enggak mudah.

“Bobot dan tenaganya besar, jadi jangan sampai kita yang dibawa motor, bukan motor yang dibawa kita,” buka Jusri Pulubuhu, instruktur dari JDDC (Jakarta Defensive Driving Consulting).

Baca Juga: Melihat Langsung Motor Balap GP 250, Honda RS250R NX5, Berbodi Kevlar, Pelek Magnesium

Agar bisa mengendarai moge dengan benar dan selamat, seorang bikers harus punya skill dan pengalaman cukup.

“Tidak disarankan langsung ke motor besar, harus punya pengalaman dengan motor kecil, ditambah dengan training,” lanjut Jusri.

Artinya naik motor memang harus bertahap, jangan langsung pede ngegas moge 1.000 cc.

Dari bebek atau sport kecil, bisa naik ke 250 cc dahulu, setelah mahir bisa naik ke 400-650 cc.

Ya untuk di sini sekelas Honda CB500 series atau Kawasaki ER-6n pas untuk bikers moge pemula.

 

Setelah benar-benar mahir baru boleh ke 750 kemudian 1.000 cc ke atas.

Nah untuk lebih mengerti cara baik moge, ada baiknya tambah lewat pelatihan.

Menurut Jusri ada 3 teknik yang harus diketahui dan dipelajari.

“Meliputi karakter balancing, tenaga dan bobot, dan karakter rem motor tersebut,” terang Jusri.

Balance motor terdiri dari 3 unsur, pertama balance di berbagai lintasan.

Rider harus tahu cara menghadapi kondisi jalan yang naik-turun maupun lurus dan berliku.

Kedua, balance pergerakan saat motor kondisi menikung pelan maupun kencang.

Ketiga balance cara duduk yang benar. Saat duduk rider harus rileks mengikuti dinamika kendaraan.

Tenaga dan bobot motor. Di bagian ini rider harus tahu tentang karakter tenaga motor, seperti di rpm berapa tenaga maksimalnya, jika pengendara memahami pasti bisa mengendalikan dengan baik.

Begitu juga dengan bobot, jangan sampai tak mengerti sehingga berakibat fatal.

Pengetahuan terakhir yang wajib dipelajari adalah teknik mengerem.

“Wajib dipahami paradigma yang benar, rem bukan menghentikan tapi hanya memperlambat putaran roda, bukan roda berhenti."

"Karena kendati roda berhenti berputar, belum tentu motor berhenti,” terang pria berbadan tegap ini.

Menurut pria yang pernah turun OMR Harley ini, tiap tipe motor beda cara pengerem.

Tergantung dari jenis, contoh jenis sport memang rem belakang dirancang tak sepakem jenis cruiser atau city bike.

Jadi beda tipe beda perlakuan. Sementara itu sumber pengereman ada 3, yaitu engine brake, rem depan-belakang dan kombinasi.

Sebagai dasar, Jusri memberi wejangan cara mengerem yang benar.

“Mengerem pakai rem depan dahulu setelah itu belakang dan ditambah tutup gas."

"Tapi khusus kecepatan di bawah 30 km/jam cukup rem belakang saja."

"Nah untuk kecepatan tinggi justru rem belakang tak boleh disentuh,” paparnya.

Jika teknik dasar dikuasai, pasti jadi enjoy di jalan!