Otomotifnet.com - Sekarang ini, tiap mendengar kata 'Tol Cipularang' yang terlintas dipikiran pasti hal mistisnya.
Sebab peristiwa kecelakaan yang beberapa kali terjadi di ruas tol Cipularang pasti dikaitkan dengan dunia tak kasat mata di sana.
Tapi tahukah bagaimana sejarah pembangunan tol Cipularang itu sendiri?
Awal pembangunan ruas tol yang menghubungkan Cikampek-Purwakarta-Padalarang ini sudah direncanakan sejak 1991 oleh Konsorsium Citra Ganesha, yang terdiri atas perusahaan Grup Citra, Travalgar dan Jasa Marga.
Baca Juga: Hindari Tol Cipularang Dari 16-17 September Besok, Malam Ini Diprediksi Mulai Macet
Namun, hingga tahun 1996, pembangunan Tol Cipularang tak kunjung terlaksana, padahal proyek ini sudah mendapatkan izin untuk pembangunan.
Setahun berikutnya, proyek pembangunan kembali gagal dilaksanakan dikarenakan adanya krisis moneter.
Sampai akhirnya, pemerintah mencabut izin konsorsium pembangunan tol Cipularang pada Juni 2001.
Dua tahun berselang yaitu pada 2003, proyek pembangunan Tol Cipularang akhirnya diprakarsai oleh Presiden RI saat itu, Megawati Soekarnoputri dalam rangka menyambut KTT Asia-Afrika.
Pembangunan Tol Cipularang dikerjakan dalam dua tahap dan merupakan proyek kerjasama antara Jasa Marga dan Pemerintah Jawa Barat.
Tahap pertama pembangunan Tol Cipularang menelan dana sebesar Rp 745 miliar dan pada tahap kedua menghabiskan dana Rp 3,9 triliun.
Proyek Cipularang I sepanjang 17 km dimulai pada tahun 2002 dan selesai pada Januari 2004, serta Cipularang II sepanjang 41 km.
Total, Cipularang memiliki panjang 54 km dan sempat menjadi tol terpanjang di Indonesia saat itu.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Tol Cipularang dan Padaleunyi Ditunda, BPTJ Belum Tentukan Batas Waktunya
Tol Cipularang akhirnya selesai dibangun pada 2005
Lalu diresmikan pada 12 Juli 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersamaan dengan peresmian jalan layang Pasupati (Pasteur-Cikapayang-Suropati).
Mengenai seringnya terjadi kecelakaan, terutama di kilometer 90-100 ada penjelasan ilmiah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Menurut Kemenhub, aspek geometric di Tol Cipularang menjadi penyebab terjadinya banyak kecelakaan di Tol Cipularang.
Sepanjang 10 kilometer dari kilometer 90-100 tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang.
Selain itu, Tol Cipularang pada beberapa titik memiliki kondisi jalan yang bergelombang.
Kondisi tersebut sangat terasa di kilometer 96, yang merupakan area jalan menurun yang sangat panjang dan termasuk area rawan kecelakaan.
Kondisi jalan bergelombang sangat berbahaya apabila dilalui oleh kendaraan dengan ground clearence tinggi.
Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya understeer (kehilangan kendali), yaitu akibat turunan yang bergelombang, ban kehilangan grip sama sekali sehingga pengemudi tidak dapat lagi mengendalikan setir.
Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/09/02/tol-cipularang