Otomotifnet.com - Halo bung OTO, apa kabar? Bisakah diulas mengenai mesin turbo milik Honda Civic Turbo dan CR-V Turbo apabila mengalami kerusakan pada unit turbonya?
Apakah mesin tersebut juga dapat menyala jika didapati dengan kondisi turbo dilepas?
Apakah ada kemungkinan bila teknologi mesin ke depannya akan meniadakan katup variabel (Misal: VVT-i/VTEC/VVT), apabila mesin tersebut menggunakan teknologi injeksi langsung?
Karena menurut pemikiran saya pribadi, katup variabel tersebut hanya menghambat masuknya udara ke silinder, sedangkan bensin disemprotkan secara langsung dan tersendiri ke dalam silinder.
Demikian Bung OTO, Thanks!
Aditya - Mataram
Baca Juga: Honda Civic & CR-V Turbo Olinya Berkurang Banyak, Apakah Tidak Wajar?
Halo juga bung Adit, salam kenal ya. Semoga setelah baca penjelasan ini, penasarannya terjawab.
Begini bung, kalau misalnya turbo pada Honda Civic dan CR-V Turbo rusak, tentu harus diganti utuh satu unit.
Memang, kalau sekadar dijalankan mungkin bisa saja.
Tapi pasti butuh effort sangat besar, misalkan saja mencari ECU stand alone untuk mengatur kinerja mesin, plus ragam sensor pendukung supaya mesin dapat bekerja tanpa turbonya.
Tapi, apa iya hanya ingin sekadar mesin nyala tanpa kondisi terbaiknya?
Rasanya tidak mungkin untuk mesin tersebut dijalankan secara normal dan di kondisi idealnya, tapi tanpa memasang turbo pengganti.
Sebab, penambahan turbo tidak sekadar unit turbonya saja bung.
Namun, banyak hal kompleks lain yang harus ikut bekerja sama, demi mesin tersebut dapat beroperasi normal.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Mobil Bermesin Turbo Wajib Pakai BBM Oktan Tinggi
Misalkan saja nih, setingan pada ECU yang pasti bekerja berdasar sensor-sensor tambahan, contoh harus memikirkan di boost berapa turbo pada putaran mesin sekian.
Pun masih ada komponen lain, misal berapa oli yang harus disalurkan pada tekanan turbo sekian, dengan putaran mesin sekian.
Sedangkan untuk katup variabelnya, agak beda cerita nih bung, apabila dikaitkan dengan injeksi bahan bakar langsung.
Sebab, sistem injeksi ini konsepnya menyemprotkan sejumlah takaran bahan bakar langsung ke ruang bakar, tapi takaran tersebut justru harus selaras dengan bukaan katup, baik katup masuk ataupun katup buang.
Jadi, fungsi dan cara kerja katup variabel ini akan bikin performa mesin tetap optimal, tapi juga meyuguhkan efisiensi bahan bakar.
Contoh gini bung. Pada putaran mesin rendah dengan bukaan katup fix misalnya, tentu hasil efisiensinya akan berbeda, dengan saat putaran mesin tinggi, namun punya bukaan katup yang sama dengan putaran mesin rendah.
Kondisi ini tetap berlaku, walau takaran semprotan bahan bakar melalui injektor bisa diatur debitnya ya mas.
Bayangkan saja, misal bung Adit ingin konsumsi bahan bakar seminimal mungkin di putaran rendah.
Baca Juga: Honda CR-V Turbo, HR-V Hingga Civic Turbo Sein Makin Eksklusif, Model Berjalan, Harga Segini
ECU tidak hanya sekadar membuat semprotan pada injektor sesedikit mungkin, namun bisa membuat bukaan katup tidak terlalu besar.
Supaya misal masih ada sisa bahan bakar yang tidak terbuang, dapat digunakan kembali untuk proses di siklus pembakaran selanjutnya.
Pun begitu saat di putaran tinggi, ECU akan memerintahkan injektor untuk menyemprotkan bahan bakar sebanyak mungkin.
Tapi sekaligus membuat bukaan katup buang sebesar mungkin, agar hasil pembakaran tersebut dapat dibuang sempurna.
Jadi, bukaan katup dengan sistem injeksi bahan bakar langsung, akan lebih optimal apabila digunakan barengan.
Sebab konsep dasarnya, bensin tidak akan terbakar sendiri, tapi tetap butuh asupan oksigen atau udara yang ideal agar dapat terbakar sempurna.
Makanya, kebutuhan udaranya pun tetap harus disesuaikan, tidak hanya mengandalkan berapa debit bahan bakar yang harus masuk, mesti dipadu seberapa banyak udara yang harus dicampur.
Semoga menjawab penasarannya ya bung!