Otomotifnet.com - Honda City porak-poranda usai terjun ke dalam parit sedalam 10 meter di tol Pejagan-Pemalang, KM 277.800, Pesalakan, Adiwerna, kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Akibatnya, Honda City bernopol B 1384 WBH yang dikemudikan Fahladi Tsaqaufi remuk berat di sekujur bodi serta kabin berantakan, (22/11/20).
Fahladi saat itu bersama dua rekannya yang mengaku mengemudi dalam keadaan tidak mengantuk.
Namun saat melewati jalur KM277.800 ini, Honda City yang dikemudikannya menerabas genangan air.
Mendadak City yang dibawanya kocar-kacir kehilangan kendali dan berakhir terjun ke parit sedalam 10 meter.
Padahal menurutnya usia ban terbilang masih baru karena belum lama ini diganti.
Beruntung tak ada korban jiwa atau luka parah dalam kecelakaan ini.
Fahladi bersyukur semua orang yang berada di dalam kabin selamat.
Mereka dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju ke Jakarta untuk urusan pekerjaan.
"Saya tidak shock, ya namanya musibah kalau ditanya kenapa ya sudah takdir saja. Tapi yang terpenting kami semua selamat, tidak ada yang terluka parah dan sebagainya," ucapnya.
"Kalau mobil bisa diperbaiki atau dibelikan yang baru, terpenting kita semua selamat," ungkap Fahladi.
Proses evakuasi berlangsung kurang lebih satu jam karena terkendala parit yang dalam dan curam.
Baca Juga: Kijang Innova Ambrol Depan, Hantam Pembatas Tol Pekanbaru-Dumai, Remuk dan Terguling
Sekitar pukul 17.45 WIB, tim evakuasi berhasil menarik Honda City milik Fahladi ke atas.
"Kecepatan saya tadi sekitar 100 km/jam. Saya tidak berani terlalu ngebut karena habis hujan," terangnya.
"Dari Solo saya lewat jalan tol terus. Kedua teman saya yang lain juga alhamdulillah tidak ada luka yang serius," bebernya.
"Setelah kejadian langsung dibawa ke rumah warga sekitar," ujarnya.
Terpisah, Kepala Cabang Pejagan-Pemalang Tol Road (PPTR), Ian Dwinanto, menjelaskan faktor utama terjadinya kecelakaan yang menimpa Fahladi diduga kondisi overspeed dan kurang antisipasi.
Mengenai genangan air tak dapat dipungkiri pasti terjadi saat hujan lebat.
Namun dapat teratasi saat hujan mulai reda, yang artinya air sebenarnya mengalir bukan tergenang.
"Kami juga sedang melakukan mitigasi terkait fenomena aquaplaning ini," jelasnya.
Baca Juga: Kijang Innova Melaju 80 Km/Jam, Loncati Pembatas Tol Batang-Semarang, Setir Kesetanan
"Saat ini kondisi cuaca yang cukup ekstrem ditambah faktor pengemudi yang mengemudi di atas kecepatan rata-rata memang menjadi masalah utama," tuturnya.
Dia menjelaskan PPTR sedang melakukan sejumlah perbaikan.
Di antaranya tutup lubang, leveling aspal, termasuk melakukan rekonstruksi ulang badan jalan yang memang mengalami deformasi.