Pemakaian Busi Lewat Dari 20.000 Km Bikin Tarikan Mobil Loyo & Boros BBM? Ini Hasil Ujinya!

Andhika Arthawijaya - Minggu, 28 Februari 2021 | 22:45 WIB

Tes pemakaian busi yang sudah lebih dari 20 ribu km vs busi baru (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Menurut anjuran pabrikan mobil maupun pabrikan busi, busi standar berbahan nickel sangat dianjurkan diganti setiap jarak tempuh 20.000 kilometer.

Lebih dari pemakaian segitu, performa busi dipastikan sudah mulai menurun, meski mesin masih tetap bisa dioperasikan. 

“Selain berpatokan pada jarak tempuh, perhatikan juga kondisi elektrodanya. Jika sebelum jarak tempuh 20.000 km elektrodanya terlihat ada yang termakan atau rusak, busi tersebut wajib diganti,” tukas Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.

Sebab jika tidak segera diganti, lanjut Diko, akan berpengaruh pada performa mesin.

Baca Juga: Proses Pembakaran Bikin Busi Berkerak, Begini Cara Busi NGK Bersihkan Depositnya Sendiri

“Kemampuan akselerasi mobil pasti akan turun dan konsumsi bahan bakarnya makin boros,” yakin Diko.

Hal tersebut kata Diko lantaran kinerja busi atau kemampuannya menghasilkan loncatan listrik, mulai berkurang.

Akibatnya, membuat proses pembakaran di ruang bakar jadi tidak optimal lagi,” yakinnya.

Nah, untuk membuktikan ucapan Diko, Otomotifnet.com pernah melakukan ekperimen pada Suzuki Ertiga GX AT keluaran 2013, yang sudah menempuh jarak 91 ribuan kilometer.