Otomotifnet.com – Mobil yang usia pakainya sudah tinggi, biasanya akan menurun kinerja dan performa mesinnya.
Salah satu penyebabnya bisa karena mulai melemahnya tekanan kompresi, yang dapat dipicu oleh penumpukan deposit di ruang bakar. Loh kok akibat deposit?
“Kerak di ruang bakar, bila sampai menumpuk di got ring piston, akan membuat ring piston jadi susah mengembang secara maksimal, karena seret,” jelas Sutisna, Technical Support Bluechem Indonesia.
Nah, ketika ring piston tidak mengembang maksimal, otomatis saat piston melakukan langkah kompresi tekanan yang dihasilkan akan berkurang.
Baca Juga: Ini Bukti Efek Negatif Menggunakan Carbon Cleaner yang Tak Ramah Terhadap Logam
Selain tekanan kompresi turun, kemampuan isap piston juga otomatis ikut melemah, sehingga membuat campuran gas yang tersedot ke ruang bakar jadi tidak maksimal.
“Makanya sangat dianjurkan untuk melakukan carbon cleaning pada ruang bakar atau tenar disebut gurah mesin, secara rutin minimal setiap jarak tempuh 50.000 km,” tambah pria yang pernah jadi teknisi di bengkel Chevrolet, Hyundai, hingga Mitsubishi ini.
Menurunnya kompresi mesin tentu akan membuat pembakaran jadi tidak optimal.
Efek lainnya selain performa mesin drop, bisa membuat emisi gas buang jadi tidak ramah.
Tak hanya gurah mesin, purging saluran bahan bakar juga sangat disarankan, yang bertujuan untuk membersihkan nosel injektornya dari kemungkin menyempit oleh tumpukan deposit.
Selain itu juga agar kerak pada intake manifold maupun payung klep isap dan buang bisa terkikis oleh cairan pembersih khusus.
Karena kerak yang menumpuk pada intake dan exhaust valve, juga dapat menyebabkan kompresi bocor, akibat valve tidak dapat menutup rapat lantaran terganjal deposit.
Nah, untuk membuktian hal itu, kanal Youtube Otoproduk coba melakukan eksperimen pada sebuah unit Chevrolet Aveo LT keluaran 2004.
Baca Juga: Test Purging Mobil Bensin, Saat Uji Akselerasinya Bikin Kaget!
Bila dihitung dari tahun produksinya, artinya mobil ini sudah ‘kerja keras’ selama 17 tahun, dan kebetulan belum pernah turun mesin.
Jarak tempuhnya saat diintip di odometer, telah menunjukkan angka 272 ribu kilometer.
Mula-mula tekanan kompresi tiap-tiap silinder diukur menggunakan alat pengukur kompresi berlabel Moto Meter buatan Jerman.
Hasilnya, tekanan kompresi silinder 1 terukur hanya sekitar 4,9 bar, silinder 2 sebesar 7,5 bar, silinder 3 = 7,2 bar dan silinder 4 = 5,2 bar.
Dari hasil pengukuran tersebut, hanya silinder 2 dan 3 saja yang tekanan kompresinya masih tergolong baik, sementara silinder 1 dan 4 sudah jauh menurun.
“Ada kemungkinan silinder 1 dan 4 di bagian got ring pistonnya sudah banyak kerak, sehingga ring postonnya tidak mengembang secara optimal,” prediksi Andi, teknisi bengkel resmi Chevrolet Fontana Indah di Kawasan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Usai mengukur tekanan kompresi semua silinder, mesin Aveo LT keluaran 2004 ini pun lantas dipurging saluran bahan bakarnya, dilanjut gurah ruang bakar menggunakan produk keluaran Bluechem asal Jerman.
Kemudian dilakukan pengukuran ulang tekanan kompresi tiap-tiap silinder menggunakan alat ukur yang sama.
Baca Juga: Mobil Dengan Rasio Kompresi Mesin Tinggi, Haram Pakai Busi Nickel?
Hasilnya, wooww ngerii..! Tekanan kompresi silinder 1 yang semula hanya 4,9 bar langsung melonjak jadi 7,4 bar.
Sedangkan silinder 2 yang awalnya 7,5 bar, terkoreksi jadi 11,5 bar, lsilinder 3 yang semula 7,2 bar naik jadi 7,9 bar, dan silinder 4 yang sebelumnya hanya 5,2 bar terkerek jadi 9,5 bar.
Nah, efek dari kenaikan tekanan kompresi tadi ketika mesin coba diblayer-blayer, “Respon putaran mesinnya terasa lebih cepat disbanding sebelum mesin digurah dan dipurging,” tukas Andi.
Terlihat dari pergerakan jaruk rpm yang naik secara cepat ketika pedal gas dikick down.
Untuk hasil pengujiannya secara detail, tunggu saja videonya hanya di kanal Youtube Otoproduk yang tayang setiap hari jumat.