Seluruh kendaraan niaga tersebut sudah menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang disebut common rail. yaitu bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang dikontrol secara elektronik.
Kerja injektor dalam menentukan jumlah dan waktu penyemprotan bahan bakar, diatur oleh ECU (Electronic Control Unit). Injektor juga dilapisi Diamond Like Carbon (DLC) agar awet dan tahan gesekan.
“Mesin Hino common rail sudah kami lakukan serangkaian test, termasuk untuk Hino Bus. Hasilnya test yang kami lakukan di rute Transjawa, mesin berada pada temperature yang normal dan tidak ada kendala sama sekali,”
Baca Juga: Sasis Bus Hino R260 AS Seharga Rp 951 Juta, Dibekali Air Suspension
“Begitupun dengan temperature oli yang dalam kondisi panas yang normal. Tentunya ini salah satu keunggulan kami, dengan volume oli yang lebih sedikit 12.7 liter,” bilang Santiko Wardoyo, Chief Operating Officer (COO), Director HMSI.