Otomotifnet.com – Sobat pemilik mobil yang sistem exhaust-nya menggunakan EGR atau Exhaust Gas Recirculation, mungkin sudah paham soal tujuan disematkannya EGR ini.
Yup, tujuannya untuk mengontrol emisi gas buang, terutama kadar NoX dan HC (hydrocarbon), agar lebih ramah lingkungan.
Tapi tahu kah Anda bagiamana emisi gas buang itu bisa dikontrol lewat sistem EGR ini.
“Tugas utama EGR ini sebenarnya adalah untuk menurunkan suhu ruang bakar. Guna menjaga temperatur ruang bakar di bawah 1.500 derajat Celcius,” jelas Sumarno, punggawa punggawa Masmun Sukses Motor yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah pada Otomotifnet.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Katup EGR Tak Hanya Buat Tekan Emisi Gas Buang, Tapi Juga Untuk Ini!
Namun ternyata penjelasan pria yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki ini malah mendapat tertawaan dari netizen.
Tentunya pria yang ngelotok soal mesin ini justru menjawabnya dengan bijak, dan menjelaskan secara teknis.
“Betul bahwa EGR fungsinya untuk mengontrol emisi gas buang. Tapi bagaimana cara kerjanya?” tulisnya di akun facebook miliknya.
Cara kerjanya yaitu, lanjut Sumarno, saat suhu ruang bakar terlalu ekstrem dapat menimbulkan Nox pada gas buang.
“Untuk mencegah, maka kerja EGR ini akan me-recirculasi gas dari exhaust manifold ke ruang bakar, supaya suhu ruang bakar turun dan Nox tidak terbentuk pada gas buang,” jelasnya.
Makanya ia sangat menyarankan agar pemilik mobil jangan acuh memeriksa kondisi katup RGR mobil kesayangannya.
Sebab bila EGR rusak atau mampet, bukan cuma bikin gas buang jadi tidak ramah lingkungan, yaitu kadar Nox dan HC (Hydrocarbon) jadi tinggi.
“Juga bisa menyebabkan mesin susah hidup. Jadi, jangan modif yang kebablasan dengan menon-aktifkan EGR ya,” wantinya.
Terutama bila mobil hanya digunakan buat harian, bukan untuk keperluan balap yang memang kerap mematikan EGR-nya.