Otomotifnet.com - Putaran mesin atau rpm, sangat dipengaruhi oleh jumlah BBM dan udara yang masuk ke ruang bakar.
“Jadi, apabila dua unsur pembakaran ini tidak konstan saat mesin bekerja, maka otomatis rpm akan kacau,” jelas Rudi Gayadi, mekanik Astrido Toyota Pondok Gede, Jakarta Timur.
Nah, pada mobil-mobil modern yang sudah berteknologi fuel injection, tak sedikit yang mengalami putaran mesin tidak normal alias ngaco, hingga mesin sulit idle.
Tentu kendala tersebut ada pemicunya dong, yakni bisa disebabkan oleh abnormalnya 3 komponen berikut ini.
Baca Juga: Mobil Diesel Bila Ingin Lulus Uji Emisi, Lakukan Ini Sebelumnya!
Idle Speed Control
Idle speed control (ISC) menjadi aktuator dalam sistem injeksi, sebagai pengatur idle RPM.
Cara kerjanya, dengan memanfaatkan solenoid valve atau katup untuk membuka dan menutup saluran idle.
Namun, jika ISC bermasalah tentu akan menghambat kinerja solenoid, dan rpm mesin bisa naik-turun atau bahkan mesin mati.
Hal tersebut diperparah ketika AC hidup. “Saat kompresor AC nyala, rpm pasti akan turun karena beban kerja memutar kompresor.
Nah, fungsi ISC untuk menjaga agar rpm tidak ngedrop saat AC nyala dan mengganggu kerja mesin,” ujar Rohim dari gerai Sejuk AC.
Penyebab utama ISC bermasalah karena menumpuknya kotoran pada solenoid dan sensornya.
“Kalau hanya kotor, bisa dibersihkan dengan cairan pembersih, tapi kalau rangkaian listrik pada sensor sudah rusak, terpaksa harus ganti,” tambah Rudi.
MAF sensor
Mass Airflow Sensors (MAF) yang digunakan pada sistem injeksi elektronik, tugasnya untuk mengukur jumlah dan kepadatan udara yang masuk ke dalam mesin.
Baca Juga: Suzuki Ertiga Tiba-Tiba AVG, Temperatur & Speedometer Tak Bergerak, Apa Yang Rusak?
Sehingga ECU (Electronic Computer Unit) atau komputer mesin dapat menentukan debit bahan bakar yang disemprotkan untuk mendapatkan rasio bahan bakar dan udara yang optimal.
Seiring usia, posisi MAF sensor yang berada di atas boks filter udara yang mengarah ke throttle body ini, bisa kotor akibat terkontaminasi oleh kotoran.
Akibatnya, membuat kemampuan sensor dalam membaca jumlah udara yang masuk ke ECU.
Gejala MAF sensor bermasalah biasanya muncul mesin tersendat, putaran idle kasar atau putaran mesin dapat tiba-tiba berubah.
Mirip dengan ISC, jika hanya kotor, maka MAF sensor hanya perlu dibersihkan.
Namun jika sudah rusak, tak ada jalan lain selain mengganti MAF sensor.
Harganya memang cukup menguras kantong, yakni sekitar Rp 800 hingga Rp 1,7 juta, tergantung merek kendaraan.
“Sebaiknya scan total mesin sebelum divonis mengganti MAF sensor agar kerusakannya dapat diketahui secara pasti,” saran Anton Chairyawan, mekanik bengkel Pondok Bambu Motor Service, Jakarta Timur.
Sensor oksigen
Baca Juga: O2 Sensor Bermasalah, Jangan Dulu Ganti, Coba Lakukan Langkah Ini!
Sensor oksigen (oxygen sensor) atau O2 sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk memantau emisi gas buang dan pembakaran di mesin, dengan menghitung jumlah oksigen pada gas buang atau pada catalytic converter.
Jika bermasalah, akan menimbukan gejala seperti lampu indikator check engine menyala dan rpm tidak stabil.
Penyebabnya memang bervariasi, mulai dari penggunaan bahan bakar tidak sesuai dengan spesifikasi mesin, penggunaan aditif bahan bakar secara berlebihan hingga kabel sensor yang rusak akibat usia.
“Untuk mengetahuinya bisa dengan menggunakan alat seperti engine scanner atau gas analyzer,” ujar Anton.
Jika sudah bermasalah, satu-satunya solusi ialah dengan mengganti sensor oksigen dengan yang baru.