"Letak sensor tergantung dari jumlah airbag yang dipasang di kendaraan tersebut, misalnya kalau airbag hanya untuk pengemudi dan penumpang depan, sensor diletakkan di bagian depan mobil, tepatnya di belakang bumper depan," tambahnya.
Sementara itu jika mobil memiliki side airbag atau airbag samping, maka sensor airbag ditaruh di bagian pintu mobil atau di dekat pilar B.
Nah, saat sensor menerima tumbukan atau mobil tabrakan, maka sensor ini akan mengirimkan sinyal ke modul airbag.
Modul airbag ini kemudian akan memerintahkan igniter membakar senyawa Natrium Azida (NaN3), yang kemudian bereaksi dengan Kalium Nitrat (KNO3).
Hasil dari pembakaran ini menjadikan nitrogen panas sehingga mampu mengembangkan balon airbag dengan sangat cepat.
"Ada angka G atau nilai percepatan gravitasi pada sensor yang sudah diatur oleh pabrikan untuk membaca seberapa besar tumbukkan yang terjadi, tapi nilai pastinya saya kurang paham," terang Didi lagi.
"Dari sensor sampai balon airbag benar-benar mengembang sempurna itu sepersekian detik, tujuannya agar balon mengembang lebih cepat sebelum kepala dan badan orang yang ada di dalam menghantam bagian depan mobil," tutup Didi.