Airbag Toyota Fortuner Enggak Ngembang Saat Adu Tubruk, Simak Cara Kerjanya

Ignatius Ferdian,Ryan Fasha - Minggu, 18 Juli 2021 | 17:00 WIB

Airbag Toyota Fortuner Tidak Mengembang Setelah Mengalami Tabrakan di Garut, Jawa Barat (Ignatius Ferdian,Ryan Fasha - )

Otomotifnet.com - Sedang ramai dibahas peristiwa kecelakaan yang dialami Evia Gustiana, pemilik Toyota Fortuner VRZ 2017, yang mengalami kecelakaan di daerah Garut, Jawa Barat sekitar 2 minggu lalu.

Toyota Fortuner yang dibelinya pada Juni 2017 di Bandung, Jawa Barat bertabrakan dengan Nissan Grand Livina 1.5 XV 2013 yang melaju dari arah berlawanan.

Namun, yang bikin bingung sang pemilik Toyota Fortuner kenapa airbag di mobilnya tidak mengembang.

Toyota.astra.co.id
Ilustrasi SRS airbag

"Kenapa mobil saya airbagnya tidak mengembang sedang Nissan Grand Livina yang menabrak mobil saya airbagnya mengembang," ujar Evia Gustina (16/7).

Menurut Evia, ia telah melaporkan ke dealer Toyota di Garut soal airbag di Toyota Fortuner miliknya yang tidak mengembang saat kecelakaan.

"Sampai sekarang belum ada kabar lagi mengenai investigasi yang dijanjikan pihak dealer Toyota Garut," ungkapnya.

Sambil menunggu hasil investigasi, kita bahas dulu cara kerja airbag di mobil ya.

"Cara kerja airbag pada mobil itu membutuhkan beberapa sensor sebagai trigger yang memberikan input ke modul airbag," buka Didi Ahadi, Dealer Technical Support Department Head PT Toyota-Astra Motor (TAM) (16/7).

Baca Juga: Toyota Fortuner Adu Tubruk Lawan Livina, Pemilik Bingung Airbang Enggak Ngembang

Ryan Fasha/GridOto.com
Ilustrasi modul airbag di mobil

"Letak sensor tergantung dari jumlah airbag yang dipasang di kendaraan tersebut, misalnya kalau airbag hanya untuk pengemudi dan penumpang depan, sensor diletakkan di bagian depan mobil, tepatnya di belakang bumper depan," tambahnya.

Sementara itu jika mobil memiliki side airbag atau airbag samping, maka sensor airbag ditaruh di bagian pintu mobil atau di dekat pilar B.

Nah, saat sensor menerima tumbukan atau mobil tabrakan, maka sensor ini akan mengirimkan sinyal ke modul airbag.

Modul airbag ini kemudian akan memerintahkan igniter membakar senyawa Natrium Azida (NaN3), yang kemudian bereaksi dengan Kalium Nitrat (KNO3).

Hasil dari pembakaran ini menjadikan nitrogen panas sehingga mampu mengembangkan balon airbag dengan sangat cepat.

"Ada angka G atau nilai percepatan gravitasi pada sensor yang sudah diatur oleh pabrikan untuk membaca seberapa besar tumbukkan yang terjadi, tapi nilai pastinya saya kurang paham," terang Didi lagi.

"Dari sensor sampai balon airbag benar-benar mengembang sempurna itu sepersekian detik, tujuannya agar balon mengembang lebih cepat sebelum kepala dan badan orang yang ada di dalam menghantam bagian depan mobil," tutup Didi.