Otomotifnet.com - Pada 2024 mendatang, Hyundai Motor Group bakal membangun pabrik sel baterai di Indonesia.
Nantinya, fasilitas hasil kerjasama dengan LG Energy Solutions ini diharapkan bisa menghasilkan sel baterai lithium-ion, untuk mensuplai lebih dari 150.000 unit mobil listrik Hyundai dan KIA.
"Ini adalah sebuah gebrakan besar dalam memulai era elektrifikasi di Indonesia," ujar Astrid A. Wijaya selaku GM Marketing Department Hyundai Motors Indonesia (HMID) (2/8/2021).
Meskipun tidak menjawab secara gamblang, Astrid tidak memungkiri bahwa mobil listrik Hyundai yang dipasarkan di Indonesia bisa memakai baterai dari pabrik yang akan dibangun di Karawang, Jawa Barat.
Makanya tidak heran apabila muncul pertanyaan, apakah dengan menggunakan baterai 'Made in Karawang' harga mobil listrik Hyundai bisa jadi lebih murah?
Mengingat kedua mobil listrik yang dijual Hyundai di Indonesia saat ini yaitu IONIQ Electric dan Kona Electric sama-sama dibanderol di kisaran Rp 600 jutaan OTR DKI Jakarta.
Baca Juga: Hyundai IONIQ dan KONA Electric Penjualan Tembus Ratusan Unit, Ini Presentasenya
Apalagi pabrik mobil Hyundai yang akan rampung akhir tahun ini, dan gosipnya juga sudah dipersiapkan untuk memproduksi mobil listrik.
Hal itu juga bisa menekan harga jualnya di Tanah Air jadi lebih jauh lagi.
Sayangnya Astrid tidak menjawab secara spesifik, namun ia memastikan bahwa mereka sangat terbuka dengan kemungkinan tersebut.
Terutama mengingat hal tersebut bisa turut mempercepat proses elektrifikasi di Indonesia kedepannya.
"Hyundai Motor Group pastinya sangat terbuka dengan berbagai kemungkinan untuk menyesuaikan kebutuhan pelanggan akan kendaraan listrik di masa mendatang," jawab Astrid.
Hanya saja, mereka masih harus menunggu arahan lebih lanjut dari prinsipalnya yakni Hyundai Motor Group.
Hyundai saat ini masih fokus dengan pembangunan pabrik baterai yang rencananya dimulai pada akhir 2021 ini.
"Hyundai pastinya secara menyeluruh akan menjajaki dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang memberikan pilihan terbaik bagi semua pemangku kepentingan," tutup Astrid.