Demi Bisa Berada di MotoGP, Bos Petronas Yamaha SRT Terpaksa Rekrut Andrea Dovizioso

Nur Pramudito,Ferdian - Sabtu, 30 Oktober 2021 | 21:15 WIB

Pembalap tim Petronas Yamaha SRT, Andrea Dovizioso. (Nur Pramudito,Ferdian - )

Otomotifnet.com - Mengenai perekrutan Andrea Dovizioso di MotoGP 2021 diceritakan Bos Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali.

Perlu diketahui, Petronas Yamaha SRT bakal berganti nama Tim RNF pada MotoGP 2022.

Tim ini menggandeng WithU sebagai sponsor utama, dan tampil dengan nama WithU Yamaha RNF MotoGP Team musim depan.

Selain itu, RNF juga sudah memastikan nama pembalap untuk MotoGP 2022.

RNF memasang kombinasi Darryn Binder yang masih muda sebagai tandem salah satu pembalap paling senior di grid, Andrea Dovizioso.

Namun perekrutan Andrea Dovizioso ini tentu terkesan cukup mengejutkan.

Apalagi, Tim RNF merupakan tim MotoGP yang punya filosofi mengembangkan pembalap muda.

Baca Juga: Bukan Petronas SRT Lagi, Yamaha Umumkan Nama Tim Satelit Baru Untuk MotoGP 2022

Belakangan, Razlan Razali membahas perekrutan Andrea Dovizioso.

Terpaksa menyimpang dari filosofinya, Razlan Razali menyebut langkah ini harus mereka lakukan demi bertahan di MotoGP.

Seperti yang sudah diketahui, Petronas selaku sponsor utama sudah menarik diri dari tim pimpinan Razali tersebut.

Oleh karena itu, Razali merasa perekrutan Andrea Dovizioso wajib dilakukan.

"Pada bulan Juni, Juli, dan Agustus, kami menganggap hubungan dengan Petronas bakal seperti biasanya," cerita Razali dilansir dari Speedweek.

"Filosofi kami adalah mengembangkan pembalap muda. Saat Petronas hengkang, tujuan saya adalah menyelamatkan dua tempat penting di MotoGP dari Dorna," jelasnya.

"Karena saat Anda melepaskannya, maka tidak akan ada kesempatan kembali. Hal ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan untuk bertahan hidup," sambungnya.

Singkat cerita, Razali yang sadar membutuhkan donatur untuk bertahan di MotoGP akhirnya memilih nama Andrea Dovizioso.

"Hingga akhirnya kami menemukan caranya. Kami merekrut Andrea Dovizioso, yang tentunya ini menyimpang dari filosofi," tandasnya.

"MotoGP adalah bisnis. Saya harus mengikuti keinginan para donatur. Oleh karena itu dalam memilih pembalap filosofi kami berubah," tutupnya.