Warga menduga bahwa mobil itu telah dimodifikasi bagian tangkinya, atau kerap disebut kendaraan TAP.
Xaverius mengatakan, warga mengamuk lantaran tak kebagian BBM.
"Warga mengamuk karena tidak kebagian minyak, karena mereka (operator SPBU) melayani mobil tangki siluman. Coba kalau 10 mobil saja, kita sebagai masyarakat bakal tidak kebagian minyak," ucapnya.
Menurut Xaverius, peritiwa dugaan penimbunan BBM tersebut bukanlah yang pertama terjadi.
Hampir setiap hari, tutur Xaverius, warga resah dengan ulah pemilik kendaraan TAP.
"Tadi sempat gaduh antara warga dengan petugas SPBU karena antrean BBM jenis Petralite sangat panjang. Ini karena monopoli kendaraan TAP," ungkapnya.