“Kalau benar, berasa juga ya, yang tadinya idealis pakai Pertamax karena tidak mau pakai yang subsidi, bisa mengkis-mengkis juga,” tutur yang lain.
“Ini para wakil rakyat mau ikutan rakyatnya naik transportasi umum gak ya. Harga bensin sudah sulit masuk logika,” tambah netizen.
“Naik T-rex aja po ya,” tanya netizen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa subsidi energi yang telah ditambah menjadi Rp 502,4 triliun berisiko kurang seiring dengan kuota BBM yang semakin tiris dan tingginya harga minyak.
Sayangnya, pemerintah belum memberikan kepastikan kenaikan harga BBM Solar dan Pertalite yang selama ini dinilai sebagai penambah beban subsidi ratusan triliun.
Total subsidi dan kompensasi berdasarkan Perpres 98/2022 nilainya mencapai Rp 502,4 triliun.
Nilai ini naik tiga kali lipat lebih dari subsidi dan kompensasi berdasarkan APBN 2022 awal yang hanya sebesar Rp 152,5 triliun.
Mencermati perkembangan terkini, Sri Mulyani mengungkapkan harga minyak mentah masih terus naik akan mencapai USD 105/barel pada akhir tahun, lebih tinggi dari asumsi makro pada Perpres 98/2022, yaitu USD 100/barel.
Kemudian, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah juga berada di angka Rp 14.700, lebih tinggi dari asumsi sebesar Rp 14.450.