Pantesan, Ini yang Bikin Pengemudi Emosian di Jalan dan Berujung Adu Otot

Ferdian - Selasa, 17 Januari 2023 | 18:05 WIB

Ilustrasi nyetir mobil (Ferdian - )

Otomotifnet.com - Sudah sering kejadian, sesama pengemudi saling cekcok di jalan raya.

Bahkan kadang cekcok tersebut berujung pada perkelahian.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan pengemudi gampang emosi, yaitu karakter dan minimnya pengetahuan keselamatan.

“Karakter keras, kaku, atau egois muncul dari lingkungan yang terbangun tanpa mengedepankan kebersamaan, persaudaraan, berbagi, dan tolong menolong. Sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak mau kalah,” ucap Sony belum lama ini.

Sony mengatakan, perilaku egois di jalan raya adalah tabiat buruk.

Sebab ketika ada sedikit konflik di jalan raya, seseorang langsung emosi dan bisa burujung adu otot.

Selain itu, pemahaman pengemudi tentang keselamatan juga perlu dikuasai dan dipraktikkan.

Ingat, kendaraan adalah mesin yang dengan mudah bisa mencelakai orang lain, sehingga emosi harus dijaga.

“Mengingat yang dikendarai adalah mesin, bergerak dan mudah sekali mencederai apabila dilakukan secara asal-asalan. Jangan emosi ketika sedang mengemudi, yang penting adalah fokus sampai tujuan dengan selamat,” kata Sony.

Training Director The Real Driving Centre, Marcell Kurniawan mengatakan, orang yang mudah tersulut emosi, biasanya tidak menyiapkan mental yang positif saat sebelum mulai berkendara.

Masalah emosi yang mudah tersulut ini biasa dikenal dengan istilah road rage.

“Jadi sebelum memasuki kabin kendaraan, pastikan untuk menghilangkan emosi negatif atau yang berlebihan. Mengemudilah dengan emosi yang stabil,” kata Marcell.

Dengan perasaan yang positif sebelum mengemudi, kita jadi tidak gampang tersulut emosinya jika ada yang membuat jengkel di jalan.

Marcell mengingatkan, sebesar 33 persen road rage bisa berujung pada kecelakaan.

“Untuk menciptakan pikiran yang positif sebelum berkendara, harus membangun kesadaran pribadi bahwa tidak ada gunanya kemarahan di jalan raya. Lebih baik mengalah karena akan membuat kita selamat,” ucap Marcell.

Selain itu, harus diingat untuk tidak pernah menyepelekan aktivitas mengemudi.

Marcell mengatakan kalau mengemudi merupakan pekerjaan full time yang memerlukan konsentrasi fisik dan mental yang terus menerus.

Baca Juga: Capek Nyetir Istirahat Dulu, Waspada Ada Jalur Tengkorak di Tol Semarang-Solo

Sumber: https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/17/112200015/alasan-kenapa-orang-gampang-emosi-di-jalan