"Tapi, saya mempertahankan pendirian saya, selama saya benar biar orang yang melihat. Posisi dia salah," tambahnya.
Aiptu Torus sempat menaruh curiga pengemudi Fortuner tersebut di bawah pengaruh alkohol hingga berani bertindak nekat.
"Saya pikir dia mabuk kali. Posisi saya berdiri, teman saya juga banyak di situ, saya pikir ga mungkin lah dia tega nabrak saya," ucap Torus.
"Dia emang sudah dorong-dorong saya sundul majuin mobil, tapi saya tetap masih di situ dan ga ngasih lewat," kata dia.
"Saya malah berpikir di situ 'apakah tindakan saya salah' tapi saya tidak sampai pukul mobilnya. Saya takut sekali ini karena kita langsung di lapangan semua bisa melihat," sambungnya.
Torus menjelaskan, saat melakukan penghalauan dengan cara menaruh badan dengan posisi dua tangan ke belakang.
Posisi tersebut sengaja dipilih agar tidak melakukan tindakan balasan memuluk bagian depan mobil Fortuner.
Tak disangka, Fortuner itu malah bertindak nekat maju hingga tubuh Torus terdorong beberapa meter.
"Saya di situ kan hanya bisa kasih isyarat, saya suruh dia lurus ke arah Grogol, tangan disimpan ke belakang takut saya mukul-mukul mobilnya, tapi kan ini tidak," ujarnya.
Lebih lanjut, pria lulusan Bintara tahun 1993/1994 itu mengaku pasrah bila saat itu Fortuner nekat menabraknya.
"Kalau jatuh ditabrak sama dia tidak apa-apa itu sudah risiko, dan saya sudah siap. Kalau bisa saya tahan terus walau dikencangkan mobilnya sama dia, saya siap dalam posisi kuda-kuda," pungkasnya.
Baca Juga: Fortuner Nekat Dorong Polisi, Ditegur Langgar Lalu Lintas Malah Melawan