Otomotifnet.com - Sampai saat ini tercatat baru 4.578 masyarakat yang memanfaatkan insentif konversi motor konvensional ke listrik.
Hal ini disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM).
Meski secara bulanan naik, angka tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan yakni 50.000 unit hingga akhir 2023 ini alias baru 5 persennya.
Sehingga, butuh banyak terobosan supaya program kendaraan rendah emisi ini bisa terus naik.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif belum mau berbicara soal anggaran untuk insentif konversi motor listrik pada 2024 mendatang.
Pasalnya, dalam beberapa waktu mendatang akan dilakukan evaluasi kebijakan bersama.
"Sekarang kan sudah ada (anggaran tahun 2023), kita jalankan dulu. Untuk 2024 itu kita telah ajukan, finalisasinya (dibincangkan bersama DPR dan Kementerian Keuangan RI) nanti sebab penyelenggaraan anggaran kan belum," katanya di kantor ESDM, Jakarta (27/7/2023).
"Sekarang sih Insya Allah (bisa capai target), karena program konversi punya banyak manfaat, multiplier effect-nya luas," lanjut Arifin.
"Kita harapkan (untuk anggaran 2024) jumlahnya lebih banyak supaya lebih cepat kita lakukan program pengurangan emisi dan penghematan devisa," kata dia lagi.
Diketahui, Kementerian Keuangan RI (Kemenkeu) telah menganggarkan sebesar Rp 1,75 triliun untuk pemberian insentif terhadap 1 juta kendaraan listrik pada tahun 2023-2024.