Sopir truk lainnya bernama Yanto (39) juga mengeluhkan sempitnya jalan yang ada saat ini.
Dia bercerita pernah terjebak selama satu jam lebih di Jalan Kapuk Kamal Muara, padahal jaraknya ke gudang tinggal satu kilometer lagi.
"Saya pernah kejebak macet hampir dua jam, kendaraan nggak gerak karena kena macet pas sore. Jadi saya minta pada pemerintah agar melebarkan jalan ini,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi, sebelah timur dan barat jalan masih dikuasai oleh warga.
Pabrik yang berada di sisi timur mayoritas membangun tembok pembatas, sedangkan pintu gerbangnya berada menjorok ke bagian dalam.
Begitu pula di sisi barat, banyak warga yang membangun kios untuk tempat usaha. Tak ayal, jalan yang seharusnya memiliki lebar 30 meter, kini hanya sekitar 12 meter.
Sementara itu Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan, Nirwono Joga mengatakan, Pemerintah DKI Jakarta dapat memerintahkan Dinas Bina Marga dan Dinas Sumber Daya Air untuk menyelesaikan persoalan itu.
Apalagi informasi yang diperoleh, tepi jalan yang dikuasai warga merupakan lahan pemerintah daerah.
"Dinas Bina Marga dan Dinas SDA dapat bekerja sama memperlebar jalan, sekaligus membangun trotoar dan saluran air dan jaringan utilitas di bawahnya," ujar Nirwono.
Menurutnya, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono harus segera turun tangan.
Terlebih persoalan kemacetan di Jakarta merupakan salah satu tugas utama dari Presiden RI Jokowi.
"Pj Gubernur DKI dapat segera menginstruksikan dinas untuk memperbaiki atau memperlebar jalan eksisting tersebut," ucapnya.
Baca Juga: Misteri Jalur Tengkorak Tol Semarang-Solo, Cabut 14 Nyawa, Panjang Cuma 10 KM