"Pertama Bapak Kos hubungi saya sekitar jam 07:27 WIB, minta saya hubungi korban, karena ada taksi online dari Klaten yang belum dibayar korban," katanya.
Dia mengaku terus menghubungi korban tapi tak ada respons. Bahkan, dia sempat menggedor-gedor kamar korban.
"Saya terus hubungi korban lewat WhatsApp tapi tidak direspons, saya gedor-gedor kamarnya juga tidak ada respons," tuturnya.
Akhirnya tagihan taksi online korban dibayarkan oleh teman-teman kosnya.
Saat menyerahkan uang tersebut, sopir taksi mengungkapkan bahwa korban sempat terlibat keributan di telepon.
"Kami lalu bayarin tagihannya kan Rp 515.000. Terus bapake (sopir) itu cerita kalau ada masalah, korban teleponan gitu. Ribut di handphone," jelasnya.
Lama tak ada respons, teman-temannya pun nekat membuka paksa kamar korban dengan memecahkan kaca jendela.
Di situlah korban ditemukan tak bernyawa dengan mulut berbusa.
"Kita coba pecahin kaca karena kuncinya nyangkut di dalam, dikunci dari dalam. Setelah kita masuk ternyata dia sudah tertutup selimut tangannya," ungkap Beatrice.
"Terus kita buka tangannya sudah kaku ada busanya terlentang pakai baju. Iya sedang koas," jelasnya.
Sambung Hengky menyampaikan, korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam kamar kos yang terkunci dari dalam.
"Keadaan terkunci dari dalam, ada upaya dari teman-temannya untuk didobrak. Kita datang kita cek sudah dalam keadaan sudah meninggal, kaku," ungkapnya.
Dia mengatakan tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Namun polisi menemukan obat-obatan dan minuman keras (miras) di kamar korban.
"Tidak ada tanda kekerasan. Ada obat-obatan, ada botol miras, itu aja sama rokok," ujarnya.
Kendati demikian pihaknya tetap melakukan pendalaman atas kasus ini.
Baca Juga: Honda HR-V Remuk Separuh, Kabin ke Depan 'Gepeng' Tertindih Truk, Wajah Mahasiswi Hancur