Dampak lainnya kata Ikhsan selain performa mesin bisa drop, juga otomatis akan membuat emisi gas buang jadi tidak ramah lingkungan.
“Makanya sangat dianjurkan untuk membersihkan katalis secara rutin,” sarannya.
Nah, untuk membuktikan khasiat treatment pembersihan katalis, Ikhsan coba mempraktikannya di Nissan Livina G-Gear keluaran 2013.
Mula-mula sebelum dilakukan pembersihan katalis menggunakan catalytic converter cleaner berlabel Oxicat keluaran Bluechem asal Jerman, emisi gas buang mobil ini diukur terlebih dulu.
Baca Juga: Pengguna Motuba Ketar-ketir Dihantui Tilang Uji Emisi, Mobil Muda Agak Tenang
Hasilnya, didapati kadar HC (hydro carbon) sudah mendekati ambang batas yang dianjurkan, yakni di angka 186 ppm.
Namun kadar CO (karbon moniksida) masih aman, yakni di angka 0%.
Berdasarkan Pergub DKI Jakarta No 31 Tahun 2008, untuk mobil bensin produksi di atas keluaran 2007 ke atas maksimal kadar HC-nya di angka 200 ppm dan CO (carbon monoksida) di bawah 1,5 persen.
Tapi kalau berdasarkan peraturan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan terbaru, yakni peraturan Mesteri LHK nomor 8 tahun 2023 yang baru terbit 14 Agustus kemarin, untuk mobil produksi 2007 – 2018 kadar CO maksimal di angka 1% dan HC 150 ppm.
Sementara untuk mobil bensin produksi di atas 2018 kadar CO nya maksimal 0,5% dan HC 100 ppm.
Artinya hasil pengukuran Livina X-Gear 2013 tadi bakal tidak lolos uji emisi tuh.
Nah, setelah dilakukan pembersihan katalis menggunakan Oxicat dari Blue Chem, gak disangka kadar HC-nya langsung terjung bebas ke angka 0 ppm.
Sementara kadar CO-nya tetap di angka 0%, yang artinya jelas bakal lolos uji emisi.
Tuh, lakukan treatment pembersihan katalis sebelum mobil kesayangan diukur emisi gas buangnya.